Israel Izinkan Orang Yahudi Doa di Al-Aqsa, Warga Palestina Menolak Keputusan dan Peringatkan Perang

8 Oktober 2021, 07:53 WIB
Suasana di depan Masjid Al-Aqsa Mei 2021 /Foto: Reuters/ Ammar Awad///

 

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Orang-orang Yahudi telah lama berdoa secara diam-diam di Al-Aqsha.

Namun, seorang pemukim Israel, Rabi Aryeh datang ke pengadilan dan meminta keputusan larangan memasuki Al-Aqsa dicabut. Pengadilan Israel memenuhi permintaan tersebut, dan izinkan orang Yahudi masuk serta berdoa di Al-Aqsa.

Diizinkannya orang Yahudi berdoa di Israel memicu ketakutan warga Palestina. Mereka menolak keputusan tersebut karena khawatir adanya perambahan Yahudi atas situs paling suci di Yerusalem.

Selain itu, pengambilalihan secara keseluruhan oleh Yahudi menjadi perhatian utama.

Baca Juga: Warga Palestina Serukan Pembatalan Kesepakatan UNRWA dan AS  

Warga Palestina mengecam keputusan Pengadilan Israel. Mereka meminta aturan kembali pada kesepakatan lama, di mana umat Islam beribadah di Al-Aqsa dan orang Yahudi di Tembok Barat di dekatnya.

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Ibrahim Shtayyeh telah meminta Amerika Serikat (AS) untuk memenuhi janjinya mempertahankan status quo kompleks Al-Aqsa. Dia juga mengimbau negara-negara Arab untuk berdiri dalam solidaritas Palestina.

“Kami memperingatkan terhadap upaya Israel untuk memaksakan realitas baru di Masjid Suci Al Aqsa,” ujar Shatayyeh sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera, Kamis 7 Oktober 2021.

Yordania, negara yang perannya sebagai penjaga Al-Aqsa diakui dalam perjanjian damai tahun 1994 antara Amman dan Tel Aviv menyebut, keputusan merupakan pelanggaran serius terhadap status historis dan hukum Masjid Al-Aqsa.

Baca Juga: Prihatin atas Pengeboman Warga Sipil Palestina, Anggota Kongres AS: Blokir Penjualan Senjata ke Israel

“Sistem peradilan Israel tidak memiliki yurisdiksi hukum untuk mengatur kesucian Masjid Al-Aqsa dan mengubah status quo,” ujar Khaled Zabarqa, seorang pengacara di Yerusalem.

Sebelumnya, konfrontasi berdarah antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel berulang kali terjadi, karena makin banyak orang Yahudi memasuki kompleks Al-Aqsa. Orang Yahudi menyebut tempat tersebut sebagai Temple Mount, tempat mereka berdoa.

Orang-orang Palestina menilai, kunjungan prang-orang Yahudi ke situs sebagai provokasi. Mereka menuduh Israel secara sistematis berusaha merusak perjanjian sebelumnya untuk memperluas kendali.

Dewan Wakaf Yordania (Awqaf), yang mengelola bangunan-bangunan Islam di kompleks Al-Aqsa menyebut, langkah diizinkannya orang Yahudi berdoa di dalam sebagai pelanggaran mencolok terhadap Islam dan kesucian masjid. Israel melakukannya terhadap perasaan umat Islam di seluruh dunia, bukan hanya warga Palestina.

Baca Juga: Dua Tahanan Palestina Terakhir yang Lari dari Penjara Serahkan Diri ke Israel

Hamas, kelompok yang mengatur Jalur Gaza yang terkepung mengatakan, langkah itu adalah agresi terang-terangan terhadap Masjid Al-Aqsa. Israel mendeklarasikan perang yang melampaui hak-hak politik hingga agresi terhadap agama dan kesucian.

“Perlawanan siap dan siap untuk mengusir agresi dan membela hak-hak,” bunyi pernyataan Hamas.

“Kami mengimbau orang-orang Arab dan Muslim untuk menyelamatkan Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa dari keputusan invasif pendudukan di Masjid Al-Aqsa. Kami memperingatkan semua orang terhadap pecahnya perang agama,” ujar Sheikh Muhammad Husein, mufti Terisalem dan Palestina.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler