China Dilaporkan Miliki Penjara Rahasia di Dubai untuk Menahan Warga Uighur, Begini Keterangan Saksi

16 Agustus 2021, 21:54 WIB
China dilaporkan miliki penjara rahasia di Dubai untuk menahan warga Uighur /Sumber: China Daily/

SEPUTARTANGSEL.COM - China dilaporkan miliki penjara rahasia di Dubai untuk menahan warga Uighur. Hal ini diungkapkan oleh seorang saksi.

Seorang perempuan muda China mengaku, dirinya pernah ditahan bersama dua orang Uighur lainnya di penjara rahasia yang dikelola China di Dubai.

Dia adalah Wu Huan, seorang perempuan berusia 26 tahun yang sedang dalam perlarian karena tunangannya dianggap sebagai pembangkang oleh China.

Baca Juga: China Minta PBB Selidiki Temuan Sisa Tubuh 215 Anak di Kanada, Justin Trudeau Pertanyakan Uighur

Dilansir dari AP News, dia diculik dari sebuah hotel di Dubai dan ditahan oleh pejabat China di sebuah vila yang dialihfungsikan sebagai penjara.

Selama di penjara, Wu mengaku diinterogasi, diancam, hingga dipaksa untuk menandatangani dokumen hukum yang memberatkan tunangannya. Dia dibebaskan pada 8 Juni 2021 lalu dan kini tengah mencari suaka di Belanda.

Akibat hal ini, China dinilai semakin menggunakan pengaruh internasionalnya untuk menahan warga negaranya dari luar negeri. Di antaranya yakni para pembangkang, koruptor, dan etnis minoritas seperti Uighur.

Baca Juga: China Geram, PBB Akan Bahas Uighur dan Penindasan Minoritas Lain di Xinjiang

Hingga saat ini AP News belum dapat memastikan lokasi penjara rahasia milik negeri Tirai Bambu itu.

Namun, sejumlah bukti yang ditemukan seperti stempel pada paspor hingga rekaman telepon dari seorang pejabat China menguatkan kesaksian tersebut.

Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri China pun buka suara. Mereka membantah kesaksian Wu.

Baca Juga: China Larang Negara-Negara PBB untuk Datang ke Xinjiang Terkait Penindasan Terhadap Muslim Uighur

"Yang dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa situasi yang dibicarakan orang itu tidak benar," kata Juru Bicara Kementerian, Hua Chunying pada hari Senin, 16 Agustus 2021.

Sementara itu, Konsulat China di Dubai tidak menanggapi permintaan wawancara.

Sebagai informasi, Wu dan tunangannya yang diketahui bernama Wang Jingyu dicari oleh China karena unggahannya yang mempertanyakan liputan media China terkait protes Hong Kong pada 2019 lalu dan tindakan China dalam bentrokan perbatasan dengan India.

Baca Juga: Jalani Ramadhan di China, Umat Muslim Uighur di Xinjiang Hadapi Diskriminasi yang Ditetapkan Partai Komunis

China telah menindak para pembangkan dan aktivis hak asasi manusia (HAM), serta meluncurkan upaya besar-besaran untuk mengembalikan pejabat yang dicurigai sebagai bagian dari kampanye anti-korupsi nasional.

Setidaknya sebanyak 1.421 orang telah dibawa kembali ke China selama tahun 2020, di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping yang disebut sebagai pemimping paling otoriter China selama beberapa dekade belakangan.

Sebanyak 1.421 itu diduga telah melakukan korupsi dan kejahatan keuangan di bawah Operasi Skynet. Namun, perlu diketahui bahwa angka tersebut masih belum pasti.

Baca Juga: Parlemen Selandia Baru Nyatakan China Pelaku Pelanggaran HAM Berat Atas Warga Uighur di Xinjiang

Sementara itu, sejumlah aktvis mengungkapkan bahwa Dubai sering kali dikairkan dengan interogasi rahasia yang melibatkan negara lain.

Seorang Advokat Hukum bernama Radha Stirling misalnya, dia mengaku telah bekerja dengan sekitar 12 orang yang dilaporkan ditahan di vila-vila Uni Emirat Arab. Di antaranya yakni warga Kanada, India, dan Yordania.

"Tidak ada keraguan bahwa UEA telah menahan orang-orang atas nama pemerintah asing yang bersekutu dengan mereka," ujarnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler