China Akan Bertindak Jika Jepang Membuang Air Radioaktif Fukushima ke Laut

15 April 2021, 21:36 WIB
Puing-puing Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011. /Sumber: News UN./

SEPUTARTANGSEL.COM – Perdana Menteri Jepang Yoshihide pada 13 April 2021 menyebutkan Jepang akan melepaskan air radioaktif ke laut.

China, Taiwan, dan Korea Selatan yang kawasannya berdekatan dengan Jepang memberikan reaksi keras.

Kementerian Luar Negeri China menyatakan keprihatinan besar terhadap keputusan Jepang sebagai tetangga dekat.

Baca Juga: Pemerintah Rencana Cabut Subsidi Listrik Golongan 45 VA Tahun 2022

Baca Juga: Kebutuhan Gas LPG Makin Tinggi, Polisi Cegah Peredaran Gas Oplosan

Pernyataan Kementerian Luar Negeri China dilengkapi laporan tinjauan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Dalam laporan ditunjukkan, pembuangan air yang terkontaminasi dari pembangkit nuklir ke laut dapat mempengaruhi lingkungan laut dan kesehatan masyarakat di negara-negara tetangga. Air tersebut harus dimurnikan lebih lanjut untuk menghilangkan radionuklida.

Ahli nuklir Greenpeace telah memperingatkan, bahwa tingkat isotop radioaktif karbon-14 dalam air limbah berpotensi mempengaruhi DNA manusia. Limbah akan tetap berbahaya selama ribuan tahun.

Baca Juga: Ngeri, Kota Bekasi Dilanda Hujan Es

Baca Juga: Setahun Pandemi, Usaha dan Industri Sepatu di Tangsel Kembang Kempis

Juru Bicara Kementerian Zhao Lijian mengkritik keputusan Jepang. Dia menyebutnya sebagai sangat tidak bertanggung jawab. Pembuangan limbah akan mempengaruhi kesehatan manusia dan kepentingan langsung orang-orang di negara-negara tetangga.

“China akan terus mencermati perkembangan masalah ini bersama dengan komunitas internasional dan berhak untuk membuat reaksi lebih lanjut,” ujar Zhao tanpa menjelaskan reaksi lebih lanjut yang dimaksud.

Pemerintah Jepang menyatakan hal yang sebaliknya. Air Fukushima dianggap aman untuk dibuang dan merupakan pilihan paling realistis.

Baca Juga: Bibit Siklon Tropis 94W, BNPB Ingatkan 30 Provinsi ini Waspada

Baca Juga: Bangkitkan Industri Film, Kemenparekraf Galakkan #KembaliKeBioskop

Suga yang mewakili Pemerintah Jepang menjelaskan PLTN dan rekonstruksi di kawasan Fukushima telah dihentikan sejak terjadinya gempa dan tsunami di wilayahnya tahun 2011.

Pelepasan pertama air akan berlangsung selama dua tahun dan proses keseluruhannya hingga habis diperkirakan memakan waktu 30 tahun. Jumlah yang dibuang sekitar 1 juta ton air.

Rencana tersebut, paling lambat akan dimulai tahun 2022.

Baca Juga: Alasan Partai Demokrat Daftarkan Logo dan Merek Partainya, Berikut Uraiannya

Baca Juga: Selama Ramadhan, Satpol PP DKI Jakarta Berpatroli Malam Hari

Dalam kurun waktu lama, air yang terkontaminasi disimpan dalam lebih dari 1.000 tangki dengan kapasitas penuh. Seperti dikutip dari Mothership.

Pemerintah Jepang telah menerima banyak opsi selain pembuangan ke Lautan Pasifik, seperti penguapan dan pembangunan lebih banyak tangki. 

Jumlah air yang terkontaminasi memang terus bertambah. Bahan tersebut terkontaminasi saat digunakan untuk mencegah tiga inti reaktor nuklir yang masih terus meleleh karena rusak. ***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler