Kecelakaan di Pembangkit Nuklir Natanz Iran, Tidak Ada Korban dan Kebocoran

12 April 2021, 00:02 WIB
Seorang ahli atau insinyur di pabrik yang sedang menunjukkan pengayaan uranium pada siaran televisi Pemerintah Iran. /Sumber: The Guardian / Michael Coulter/

SEPUTARTANGSEL.COM – Seorang juru bicara program nuklir sipil Iran mengumumkan terjadinya kecelakaan di pembangkit nuklir Natanz Iran. Hal tersebut terjadi sehari setelah pemerintah mengumumkan akan memulai sentrifugal pengayaan uranium baru.

Behrouz Kamalvahdi menyebutkan kecelakaan terjadi pada Minggu, 11 April 2021. Kecelakaan tersebut tidak menumbulkan korban dan tidak menimbulkan polusi.

Sehari sebelumnya, Iran telah mengumumkan bahwa mereka telah memulai sentrifugal pengayaan uranium lanjutan di Pembangkit Natanz.

Baca Juga: Miris, 30 Juta UMKM Dinyatakan Bangkrut Selama Pandemi

Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Kebolehan Melakukan Tes Swab dan PCR saat Berpuasa

Presiden Hassan Rouhani meresmikan 64 sentrifugal IR-6 untk memproduksi uranium yang diperkaya, serta dua kaskade uji. Peresmian disiarkan oleh televisi pemerintah.

Dalam televisi tidak disiarkan gambar injeksi gas uranium heksafluoride ke dalam kaskade. Mereka hanya menyiarkan tautan yang di dalamnya terlihat para insinyur di pabrik yang mengatakan bahwa mereka telah memulai proses dan menunjukkan deretan sentrifugal.

Presiden juga meluncurkan tes pada stabilitas mekanis sentrifugal IR-9 generasi terbaru. Hal tersebut dilakukan untuk menyiapkan penggantian pabrik yang rusak parah karena ledakan Juli 2020.

Baca Juga: AS Berencana Bantu Palestina dan UNRWA, Israel Beri Kritikan Pedas

Baca Juga: Pembangunan Tangsel Dikomentari Netizen: Pembangunan Gaib

Sentrifugal yang baru diluncurkan ini memiliki kemampuan untuk memisahkan isotop uranium lebih cepat. Akibatnya nuklir yang dihasilkan lebih banyak dalam waktu yang sama.

Peluncuran pengayaan uranium baru mendapat reaksi keras dari dunia. Berdasarkan kesepakatan tahun 2015 antara Teheran dan dunia, Iran hanya diizinkan menggunakan sentrifugal nuklir generasi pertama dan menguji sejumlah perangkat dengan jenis lebih tinggi secara terbatas.

Apalagi diketahui, bahwa sejak Januari lalu persediaan uranium Iran sudah meningkat 20 persen. 

Baca Juga: Memori 10 April: Lenin, Sang Bapak Uni Soviet Lahir

Baca Juga: Sandiaga Uno Puji Alat Pendeteksi Covid-19 Karya Anak Bangsa

Israel mengklaim Iran masih berambisi mengembangkan senjata nuklir. Negara ini merujuk pada program rudal balistik Teheran dan penelitian lainnya. 

Teheran sendiri membantah pernyataan Israel. Menurut mereka, program nuklir yang selama ini dikembangkan murni bertujuan untuk tujuan damai. 

Sampai saat ini kesepakatan ulang tentang pembatasan nuklir antara Iran dan negara Eropa lain masih terus dikaji. Amerika Serikat di bawah pemerintahan Joe Biden akan melakukan berbagai peninjauan.

Baca Juga: Ingin Bobol Rumah Warga, Satu dari Empat Komplotan Pencuri di Ciputat Berhasil Diringkus

Baca Juga: Perdalam Hubungan Dengan Taiwan, AS Membuat Pedoman Baru

Dilansir dari The Guardian, Iran menyatakan mereka akan patuh pada kesepakatan jika AS mencabut semua sanksi yang dijatuhkan Trump. Termasuk larangan ekspor minyak. Demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif Tweeted. 

AS sendiri masih menunggu gerakan dari Iran. ***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler