Soal Myanmar, China Peringatkan Negara-negara ASEAN

8 April 2021, 22:14 WIB
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menemui para Menlu negara-negara ASEAN dan memperingatkan soal isu Myanmar. /Foto: Russian Foreign Ministry/via REUTERS

SEPUTARTANGSEL.COM – Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengadakan serangkaian pertemuan dengan empat menteri luar negeri Asia Tenggara secara terpisah, dalam sepekan terakhir.

Mereka yang sudah ditemui, yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Masalah umum yang dibahas dalam diskusi adalah Myanmar.

Dilansir SeputarTangsel.Com dari South China Morning Post melalui Mothership, Wang Yi mengatakan bahwa setelah pertemuan, para menteri luar negeri sadar perlunya kewaspadaan terhadap beberapa kekuatan eksternal yang menyusup ke Myanmar dengan motif tersembunyi.

Baca Juga: Pemprov DKI Siapkan Dana Rp800 Juta untuk Bangun Patung Sepeda, Emil Salim: Mengapa Tidak Utamakan Pendidikan?

Baca Juga: Tak Ada Lagi Tanya Jawab, Mulai 4 Mei Layanan Yahoo Answers Ditutup

Wang Yi dengan tegas menyebutkan, kekuatan eksternal yang tidak disebutkan bentuknya tersebut dapat memicu masalah dan meningkatkan perpecahan, serta membuat situasi lebih rumit.

Dalam kesempatan yang sama kepada media, Wang Yi menyampaikan harapannya agar komunitas internasional dapat menegakkan sikap objektif dan adil serta menciptakan lingkungan eksternal yang menguntungkan bagi rekonsiliasi politik dalam negeri Myanmar.

Negara-negara di sekitar hendaknya tidak memberikan sanksi dan tekanan secara sewenang-wenang.

Baca Juga: Nekat Timbun Sembako Ramadhan dan Idul Fitri, Diancam Denda Hingga Rp50 Miliar

Baca Juga: Munarman Ngamuk ke Najwa Shihab Saat Ditanyai Tentang ISIS, Ayang Utriza: Alhamdulillah, Kopi Nggak Melayang

Wang Yi menyerukan penyelesaian konflik dengan dialog melalui kerangka hukum dengan tujuan penyelesaian secepat mungkin.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian mengatakan, bahwa negaranya dan China sepakat tentang pentingnya menghormati prinsip non campur tangan dalam masalah dalam negeri Myanmar.

“Pada akhirnya, nasib dan masa depan Myanmar ada di tangan rakyatnya sendiri. Kami dapat mencoba membantu – Asean, PBB, tentu saja dapat membantu, dengan cara yang konstruktif dan tidak mencampuri, tetapi dengan cara yang memungkinkan terjadinya dialog,” ujar Vivian.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Minta Jokowi, Mahfud MD, dan Yasonna Laoly Jangan Temui AHY, Kenapa?

Hubungan China sendiri dengan Myanmar tergolong cukup rumit.

Pada tahun 2011, militer Myanmar setuju untuk memulai reformasi demokrasi tentative, salah satu alasannya adalah mengurangi ketergantungan pada China dan membuka diri lebih banyak kepada dunia.

Militer memiliki kecurigaan adanya dukungan Beijing terhadap pemberontakan komunis dan kelompok etnis bersenjata.

Baca Juga: China Kirimkan Serangan Jet Bertubi-tubi di Laut Natuna Utara, Taiwan Sebut Akan Terus Berjuang Hingga Akhir

“Militer tidak ingin Myanmar menjadi ‘negara klien China,” ujar Murray Hubert, seorang senior di Pusat Kajian Strategis dan Internasional kepada Washington Post.

Sebaliknya, pemerintah sipil pimpinan Aung San Suu Kyi justru lebih responsif terhadap investasi yang diberikan China untuk pembangunan infrastruktur.

Di luar masalah Myanmar, pertemuan Wang Yi dengan menteri luar negeri negara-negara ASEAN merupakan sinyal diplomatic yang penting, baik di dalam maupun di luar negeri.

Baca Juga: Dewi Tanjung Tak Takut Tantang AHY Berdebat: Berani dan Punya Nyali Nggak?

“China ingin menunjukkan bahwa mereka mendapat dukungan, persahabatan dan dukungan dari banyak negara. Ini penting karena China berada di bawah tekanan diplomatik yang meningkat dari Barat,” ujar Dylan Loh, asisten profesor kebijakan public dari urusan global di Nanyang Technological University.

“Itu jelas menggarisbawahi bobot diplomatik yang dimiliki China di kawasan itu,” ujar Dylan Loh menambahkan.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler