Blokade Atas Yaman Masih Berlangsung, Sekjen Hizbullah Tolak Perdamaian dengan Saudi

6 April 2021, 08:46 WIB
Sayyid Hasan Nasrallah /Foto: Nou News/

SEPUTARTANGSEL.COM – Arab Saudi menawarkan kepada kelompok Ansharullah Yaman perundingan damai dan untuk menyelesaikan perang yang telah berlangsung selama 6 tahun.

Perdamaian skala nasional yang ditawarkan Arab Saudi meliputi juga pada pemulihan stabilitas ekonomi di Yaman pasca perang nanti.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah menyebut tawaran perdamaian yang ditawarkan Kerajaan Arab Saudi untuk mengakhiri konflik di Yaman adalah sebuah tipuan belaka.

Baca Juga: Paus Fransiskus Berharap Pembatasan Ketat Selama Pandemi Segera Dicabut

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Iran Minta Inggris dan Prancis Dukung Perjanjian Nuklir Iran di Wina

Pemimpin milisi Hizbullah di Lebanon tersebut mengatakan bahwa sebaiknya pemimpin milisi Houthi, Abdul Malik Badruddin, menolak sama sekali tawaran yang dianggap jebakan tersebut.

Hasan Nasrallah justru menantang agar Arab Saudi melakukan tindakan nyata sebelum perundingan dilakukan yaitu mencabut blokade ekonomi dan melakukan gencatan senjata dengan milisi Houthi.

"Saya menyarankan bangsawan Saudi untuk menghindari membuang-buang waktu, menghentikan perang, mencabut blokade dan mengizinkan pihak Yaman untuk bernegosiasi," kata Sayyid Nasrallah.

Baca Juga: Nekat, ATM Milik Kekasih Pun Tega Dibobol dan Rp 9 Juta Ludes

Baca Juga: Menteri Agama Ingin Jadikan Indonesia Sebagai Barometer Keagamaan Dunia

Dalam sebuah forum Asosiasi Cendekiawan Muslim, Sayyid Hasan Nasrallah, mengatakan bahwa Saudi sengaja untuk melakukan penipuan setelah berbagai serangan yang mereka lancarkan di Yaman selalu mengalami  kegagalan.

Menurut Nasrallah, Arab Saudi selama ini telah menyiksa rakyat Yaman setelah mereka memblokade Bandara Sana’a, pelabuhan dan perbatasan sehingga  rakyat Yaman mengalami kelaparan karena tidak menerima pasokan makanan dan bantuan medis tak dapat masuk untuk menyelamatkan mereka dari penderitaan.

“Blokade Saudi di bandara Sana’a serta pelabuhan dan perbatasan sehingga mencegah masuknya barang-barang medis dan makanan, dan dengan demikian memaksa orang Yaman untuk menerima solusi atas dasar tekanan seperti itu.” kata Hasan Nasrallah.

Baca Juga: Indonesia Terus Kejar Target Energi Terbarukan 2030

Baca Juga: Masker Palsu Marak Beredar, Kenali Ciri Masker Yang Layak Pakai

Sayyid Nasrallah menekankan bahwa solusi yangkemanusiaan dan militer harus dicapai secara bersamaan bukan malah mengadakan negosiasi damai namun blokade dan perang masih  terus dilanjutkan.

Dikutip dari dari ABNA, Sayyid Nasrallah menunjukkan bahwa pasukan Yaman telah mengembangkan kemampuan militer mereka dan terlibat dalam serangan besar yang dilancarkan dalam rangka mempertahankan Yaman dalam menghadapi agresi Saudi yang sedang berlangsung.

Pihak Houthi-Yaman membantah propaganda Saudi bahwa penolakan gencatan damai tersebut karena Yaman tengah bernegosiasi dengan Iran mengenai persenjataan nuklir.***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler