Ratusan Kapal China Memasuki Perairan Filipina, Duterte Prihatin atas Sikap China

26 Maret 2021, 10:05 WIB
Kapal-kapal milisi maritim China tertambat dalam formasi barisan di wilayah laut Filipina pada 7 Maret 2021. /Foto: Philstar/

SEPUTARTANGSEL.COM – Insiden masuknya 200 kapal milik China di Laut China Selatan atau Laut Natuna Utara yang menjadi wilayah sengketa antara China dan Filipina membuat Presiden Filipina Duterte prihatin.

Pemerintah Filipina menyebut manuver China di wilayah perbatasan lautnya sebagai kehadiran yang mengerumuni dan mengancam.

Sebab lebih dari 200 kapal China tersebut diawaki oleh milisi maritim yang memiliki persenjataan lengkap.

Baca Juga: PM Jepang Jamin Olimpiade Tokyo Aman dari Pandemi Covid-19

Baca Juga: Komisi X DPR Apresiasi Kemenparekraf, Pelaksanaan Seni Pertunjukan Akhirnya Diperbolehkan

“Presiden mengatakan bahwa kami sangat prihatin dengan jumlah kapal itu,” kata Juru Bicara Duterte, Hary Roque.

Keprihatinan internasional dalam beberapa hari terakhir muncul karena kebijakan China yang terus melanggar hukum laut internasional, bahkan Vietnam mendesak China agar menghormati kedaulatan Maritimnya.

“Vietnam meminta China untuk menghentikan pelanggaran ini dan menghormati kedaulatan Vietnam,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Le Thi Thu Hang pada hari Kamis, 25 Maret 2021.

Baca Juga: Ini Upaya Kementerian Kesehatan Demi Penerus Bangsa Bebas TBC

Baca Juga: Ini Pelanggaran Gojek Hingga Didenda KPPU Rp3,3 Miliar

China memiliki perselisihan mengenai batas wilayah laut dengan Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam, masing-masing negara mengklaim teritorialnya atas Laut China Selatan yang menghasilkan keuntungan sedikitnya USD 3,4 triliun. Seperti dikutip dari Reuters pada Jumat, 26 Maret 2021.

Roque mengatakan bahwa Duterte menegaskan kembali kepada duta besar China, Huang Xilian, bahwa Filipina telah memenangkan kasus arbitrase pada tahun 2016 yang mempertegas hak kedaulatannya atas wilayah laut yang diklaim oleh China.

Sayangnya Kedutaan Besar China di Manila tidak memberikan tanggapan atau komentar atas pernyataan tegas Duterte tersebut.

Baca Juga: Majukan Industri Alas Kaki, Ini Upaya Kementerian Perindustrian

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Di Eropa Timur Rumah Sakit Mengalami Tekanan Luar Biasa

Sebelumnya, pada hari Rabu dikatakan terdapat 200 kapal-kapal di Whitsun Reef melakukan penangkapan ikan di wilayah yang menjadi persengketaan, menanggapi hal itu atase pertahanan China sendiri membantah adanya milisi di atas kapal tersebut.***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler