Sempat Dimatikan Amazon, Medsos Pendukung Trump Parler Online Lagi

20 Januari 2021, 08:23 WIB
Pesan yang tertera di Parler.com, yang berjanji akan mengembalikan fungsionalitas Parler kepada para penggunanya. /Foto: Parler.com/

SEPUTARTANGSEL.COM - Parler, sebuah platform dan aplikasi media sosial yang banyak digunakan oleh para pendukung Trump dan pengikut teori konspirasi, kembali online, setelah mendapat bantuan dari perusahaan teknologi Rusia.

Parler menghilang dari dunia maya setelah Amazon memutus layanan hostingnya karena moderasi Parler yang buruk usai para penggunanya mengajak kekerasan dan memposting video mendukung kerusuhan di gedung Capitol 6 Januari 2021 lalu.

Senin 18 Januari 2021, website Parler dapat diakses lagi, meskipun hanya berisi sebuah pesan dari kepala eksekutif yang mengatakan ia sedang bekerja untuk mengembalikan fungsionalitas media sosial ini.

Baca Juga: Mensos Tri Rismaharini Bangun Dapur Umum untuk Para Pengungsi Banjir Bandang di Jember

Baca Juga: BNPB: Sebanyak 900 Jiwa Terdampak Banjir Bandang Mengungsi di Wisma PTPN 8 Gunung Mas

Ronald Guilmette, ahli infrastuktur internet mengatakan alamat protokol internet yang digunakan Parler dimiliki oleh DDos-Guard, yang dikelola oleh dua pria berkebangsaan Rusia yang menyediakan layanan perlindungan dari serangan DDos.

Jika website ini berhasil dikembalikan secara keseluruhan, para pengguna Parler akan mampu melihat dan berkomentar pada postingan.

Meskipun demikian kebanyakan pengguna lebih memilih menggunakan aplikasi, yang saat ini telah dicopot dari Apple App Store dan Google Play Store.

Baca Juga: Warga Dipaksa Kosongkan Tenda Pengungsian di Mamuju Jelang Kedatangan Jokowi, Begini Faktanya

Baca Juga: Peringatan Dini untuk Wilayah Jaksel dan Jaktim pada Sore Hari Terkait Cuaca Jakarta

Dikutip Seputartangsel.com dari Reuters pada Selasa, 19 Januari 2021, CEO Parler John Matze dan perwakilan dari DDos-Guar belum menjawab permintaan komentar.

Rabu 13 Januari lalu Matze mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaannya sedang berdiskusi dengan sejumlah penyedia layanan. Ia menolak memberi rincian siapa saja provider itu.

DDos-Guard sebelumnya telah bekerjasama dengan banyak website rasis, golongan kanan, dan pemercaya konspirasi lainnya yang digunakan pembunuh massal untuk menyebarkan pesannya. Salah satunya adalah website 8kun.

Baca Juga: Banjir Bandang di Gunung Mas, Puncak Bogor, Air Bah Menyapu Pemukiman

Baca Juga: Joe Biden Ajukan RUU, Berikan Hak Kewarganegaraan Bagi Imigran pada Hari Pertamanya Menjabat

Provider ini juga mendukung beberapa website milik pemerintah Rusia. Meskipun alamatnya terdaftar di Skotlandia dengan nama perusahaan Cognitive Cloud LP, perusahaan ini dimiliki oleh dua pria di Rostov-on-Don, Rusia, kata Guilmette.

Salah satu pria tersebut mengatakan kepada The Guardian baru-baru ini bahwa ia tidak mengetahui sama sekali isi konten yang difasilitiasi oleh perusahannya.

Para kritik mengatakan Parler menjadi potensi resiko keamanan jika bergantung pada perusahaan dari Rusia. Keputusan Parler itu juga dianggap aneh, di mana platform ini sering dipakai banyak warga Amerika yang menganggap dirinya "Patriot."

Baca Juga: Rian D'Masiv Ketemu Presiden Jokowi Saat Beri Bantuan Langsung Korban Banjir di Kalimantan Selatan

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Menemukan Semua Korban Tanah Longsor di Cihanjuang, Sumedang, Operasi Dihentikan

Propaganda dari Rusia telah memicu perpecahan politik di Amerika Serikat, yang didukung oleh presiden Donald Trump yang segera turun.

Banyak isi propaganda yang menyuarakan kecurangan pemilu, ditemukan juga propaganda Rusia yang mendukung aksi protes kebrutalan polisi.

Baca Juga: Sabar, Ini Alasan Kemnaker Belum Kunjung Salurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) Termin III: Cek Detail

Baca Juga: Alhamdulillah, Pemilik Kartu Indonesia Sehat (KIS) Kebagian Bansos Rp300 Ribu, Begini Cara Ceknya

Parler yang menyatakan memiliki 12 juta pengguna menuntut Amazon Senin minggu lalu setelah perusahaan teknologi raksasa ini memutus layanan atas dasar buruknya moderasi parler pada ujaran kekerasan di platformnya.

Di sebuah wawancara dengan Fox News Senin 18 Januari kemarin Matze mengatakan ia percaya diri Parler akan kembali online di akhir bulan Januari.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler