Indomie, E-Money dan Medsos Jadi Faktor Meningkatnya Kasus Kehamilan Remaja

24 Desember 2020, 16:50 WIB
Ilustrasi mie instan. /Foto: Pixabay/viarami/

SEPUTARTANGSEL.COM - Penelitian baru yang dilakukan Star Ghana Foundation menunjukkan bahwa mie instan Indomie, e-money dan kecanduan media sosial (medsos) menjadi faktor meningkatnya kasus kehamilan kalangan remaja di Ghana.

Penelitian tersebut mengungkap bagaimana para gadis remaja dimanfaatkan oleh para pria dengan iming-iming akses internet untuk posting di media sosial.

Mereka juga rela menjajakan tubuh mereka jika dibelikan Indomie pada malam hari dan mengirimkan uang elektronik (e-money) berapapun jumlahnya.

Baca Juga: Pasangan Lansia Positif Covid-19 Meninggal Bergandengan Tangan

Baca Juga: Bantuan Subsidi Gaji (BSU) Rp2,4 Juta, Cek di Link Ini

Hasil penelitian ini dipaparkan di dialog nasional pada kekerasan seksual dan gender di saat pandemi Covid-19, membahas kelaziman, penyebab, dan langkah pencegahan yang telah dilakukan di kota Tamale, Ghana.

Dikutip Seputartangsel.com dari Modern Ghana pada 23 Desember 2020, inti dari diskusi ini adalah perlakuan tidak manusiawi pada wanita berdasarkan tuduhan ilmu sihir dan juga kekerasan seksual pada para remaja perempuan.

Para narasumber juga mengutarakan dampak negatif pandemi Covid-19 pada remaja dan wanita enam bulan terakhir.

Baca Juga: Budi Gunadi Sadikin Pernah Kritisi Hal Ini, Sebelum Ditunjuk Jadi Menteri Kesehatan

Baca Juga: Pilot Maskapai Ini Dipecat Setelah Disalahkan oleh Pemerintah Gegara Covid-19

Dampak sedemikian parah hingga beberapa perempuan terutama remaja, hamil di masa itu.

Pembicara kunci dan konsultan Star Ghana Foundation, Bashiratu Jamal dengan referensi penelitian yang dilakukan oleh Africa Education watch dan layanan kesehatan Ghana, menunjukkan bahwa kehamilan remaja mengalami peningkatan meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan oleh banyak Organisasi Non-Profit.

Para korban penuduhan ilmu sihir juga hadir dalam acara ini, berbagi cerita penderitaan yang mereka alami sehari-hari.

Baca Juga: Libur Natal dan Tahun Baru Ancol Tetap Buka, Tiket Dijual Melalui Daring. Ini Jam Operasionalnya

Baca Juga: Tetap Waspada! Jenis Virus Corona Baru yang Ditemukan di Inggris, Kini Sudah Sampai Singapura

Mereka menceritakan bagaimana mereka dituduh, diserang, dan dikucilkan masyarakat.

Korban tertuduh telah mengajukan permohonan kepada pemerintah, publik dan organisasi terkait untuk mengakhiri penuduhan penyihiran, serta memohon bantuan agar mereka dapat bertahan hidup.

Acara dialog nasional ini mengumpulkan berbagai organisasi berbasis gender, kelompok pemuda, orang berkebutuhan khusus, dan asosiasi korban penuduhan sihir.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler