Karena itu, Ahok berencana mengubah sistem tersebut di Pertamina. Tidak hanya soal gaji, pemotongan birokrasi perihal pangkat juga akan ikut dirombak oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Selan itu, Ahok mempersoalkan banyaknya posisi jabatan petinggi di Pertamina berasal dari titipan.
Baca Juga: Update Corona 15 September 2020: Besok, Korban Meninggal Akibat Covid-19 Tembus 9.000 Jiwa
Selain direksi, menurutnya komisaris juga rata-rata merupakan titipan dari kementerian terkait sehingga perlu dibuatkan sistem pangkat berdasar jalur lelang terbuka.
Sebagai Komisaris Utama, Ahok mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui perubahan posisi di direksi Pertamina. Sebab, direksi langsung melobi menteri untuk pergantian posisi.
"Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri," ujar Ahok.
Baca Juga: Dibilang Gila, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Justru Tertawa
Sementara itu, diketahui Pertamina saat ini tengah mengalami kerugian sekira Rp11 triliun di semester pertama tahun 2020.
Beberapa pihak berpendapat kerugian terjadi karena dampak Covid-19 sehingga penjualan Pertamina menjadi anjlok cukup besar. ***
Editor: Sugih Hartanto