Komnas HAM Sebut Pembunuhan Terhadap Pendeta Yeremia Zanambani Libatkan Oknum TNI

- 2 November 2020, 20:22 WIB
Komisioner HAM M Chairul Anam (tengah) didampingi Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua Frits B Ramandey  (kiri) saat berikan konfrensi pers di Kota Jayapura, Sabtu 17 Oktober 2020.
Komisioner HAM M Chairul Anam (tengah) didampingi Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua Frits B Ramandey (kiri) saat berikan konfrensi pers di Kota Jayapura, Sabtu 17 Oktober 2020. /Foto: Antara/Alfian Rumagit//

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Program Bantuan Sosial Tunai Gelombang Kedua Hingga Akhir 2020

TNI kemudian melakukan penyisiran dan pencarian senjata yang sempat dirampas.

Warga Hitadipa, termasuk Pendeta Yeremia, kemudian dikumpulkan dalam pencarian senjata dan diminta mengirimkan pesan agar senjata segera dikembalikan dalam kurun waktu 2-3 hari.

Setelah itu, terjadi penembakan lagi terhadap salah seorang anggota Satgas Apter Koramil di pos Koramil persiapan Hitadipa bernama Pratu Dwi Akbar Utomo yang dinyatakan meninggal dunia setelah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Intan Jaya.

Kematian itu memicu rentetan tembakan.

Baca Juga: Ini Saran WHO Untuk Cara Belajar Tatap Muka yang Aman dari Penyebaran Covid-19

Baca Juga: Sesama Anggota NATO, Macron Menilai Erdogan Nyatakan Perang

Sementara Wakil Danramil Hitadipa Intan Jaya dan sejumlah anggotanya melakukan penyisiran dan disebut menuju kandang babi lokasi penembakan Pendeta Yeremia.

Choirul Anam menuturkan terdapat temuan tubuh Pendeta Yeremia menderita luka terbuka maupun luka akibat tindakan lain yang mengarah pada kesimpulan korban mengalami penyiksaan dan/atau tindakan kekerasan lain.

"Jadi penyebab kematiannya bukan karena ditembak, penyebab kematiannya adalah karena kehilangan banyak darah makanya itu terjadi dialog 5-6 jam sampai beliau meninggal," kata Choirul Anam.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x