FPI Klaim Aksi 211 Siang Ini Akan Diikuti Ribuan Peserta dari Berbagai Ormas Islam

- 2 November 2020, 12:03 WIB
Ilustrasi massa aksi dari FPI, GNPF Ulama, dan PA 212.
Ilustrasi massa aksi dari FPI, GNPF Ulama, dan PA 212. /Foto: Galamedia/

SEPUTARTANGSEL.COM - Front Pembela Islam (FPI) bersama sejumlah Ormas Islam akan melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron.

FPI mengklaim Aksi 211 di depan kantor Kedubes Prancis, Jakarta, pada Senin, 2 November siang ini, akan diikuti oleh ribuan orang dari gabungan ormas-ormas Islam.

FPl mengecam pernyataan Macron yang dinilai menyudutkan Islam dan teladan umat islam yakni Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Ikut Komentari Karikatur Penghinaan Kepada Nabi Muhammad SAW, Ini Kata SBY

Baca Juga: Dua Pejabat Kepresidenan Turki Positif Covid-19, Bagaimana Kondisi Erdogan?

"Ada ribuan. Karena sudah banyak konfirmasi yang ingin ikut terkait hal ini," kata Tim Divisi Hukum FPI, Aziz Yanuar melalui pesan singkat kepada Seputartangsel.com, Senin.

Aziz menjelaskan, nantinya massa aksi akan berkumpul terlebih dulu di Masjid Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat untuk menunaikan Salat Zuhur berjemaah.

Setelah salat, mereka akan berjalan secara beriringan menuju depan Kedutaan Besar Prancis di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat.

 

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Serukan Umat Islam Ikut Aksi 211 Membela Nabi Muhammad di Jakarta Hari Ini

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab: Orang yang Pura-Pura Bijak Saat Nabinya Dihina Adalah Zindiq

"Nanti peserta akan salat zuhur dulu di Masjid Cut Meutia. Habis itu nanti akan dikomandoi beberapa ormas islam untuk longmarch ke Kedubes Prancis," kata Aziz.

Lebih lanjut, Aziz menjelaskan bahwa ormas-ormas Islam akan membawa beberapa tuntutan kepada duta besar Prancis di Indonesia.

Di antaranya adalah menuntut agar Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta maaf kepada umat Islam.

Baca Juga: Unjuk Rasa Buruh dan FPI di Sekitar Istana dan Kedubes Prancis, Ini Pengaturan Arus Lalinnya

Baca Juga: Ibrahimovic Belum Habis! Milan Tumbangkan Udinese Lewat Gol Salto

"Tuntutannya mendesak Presiden  Macron meminta maaf kepada umat islam di seluruh dunia. Dan meminta agar Macron berjanji untuk tidak mengulangi lagi terkait penistaan ini," kata dia.

Selain itu, Aziz juga menuntut agar pemerintah Prancis tak melindungi majalah satire asal Prancis Charlie Hebdo karena kerap menistakan agama terutama menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

"Intinya, kita akan boikot terus, kita akan boikot produk Prancis. Bahwa perlakuan mereka tak dapat kita terima, menggambarkan rupa nabi saja tidak boleh apalagi menghinanya," kecam Aziz.

Baca Juga: Terpengaruh Dongeng, Dokter di India Tertipu Beli Lampu Aladdin Palsu

Baca Juga: Jokowi Bilang Terorisme Tak Ada Hubungannya dengan Agama, Kasus Abu Janda Dicolek Hilmi

Seperti diketahui, kecaman dan protes keras akibat pernyataan Macron terkait umat Islam, datang dari seluruh penjuru dunia.

Pernyataan itu disampaikan Macron setelah aksi pembunuhan terhadap guru sejarah Samuel Paty terkait karikatur Nabi Muhammad SAW di majalah Charlie Hebdo.

Macron sendiri sudah angkat suara terkait protes tersebut. Dalam wawancara yang dilakukan saluran TV berbasis di Qatar, Al Jazeera, Macron memberikan penjelasannya mengenai maksud ucapan sebelumnya dengan nada yang lebih lembut.

Baca Juga: Tanggapi Macron, Imam Besar Masjidil Haram Syekh Sudais: Islam Bersih dari Terorisme

Baca Juga: Kepala Dinas Pariwisata Tangsel Dadang Sofyan Meninggal Dunia Karena Covid-19

"Saya bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh karikatur itu, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan," katanya, Sabtu 31 Oktober di Paris.

Akibat pernyataan Macron, seruan untuk memboikot produk Prancis menggema di seluruh dunia.

Pemerintah Indonesia juga telah menyampaikan pernyataan sikap yang mengecam kekerasan di Prancis dan juga memprotes pernyataan Macron yang menyebutkan Islam sebagai agama dalam krisis karena aksi terorisme.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x