Baca Juga: Update Corona 30 Oktober: Kasus Baru di Bawah 3.000, Spesimen Diperiksa Turun Karena Libur Panjang
Pertama, Trump yang berasal dari Partai Republik tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia seperti HAM, demokrasi, dan yang lainnya.
Kedua, Trump dinilai pro-pebisnis, dengan demikian akan terus membawa angin segar yakni adanya iklim investasi di Indonesia.
Sementara, pendukung Biden beralasan jika terpilih, Trump dinilai ultranasionalistik atau tidak peduli dengan negara lainnya.
Baca Juga: Cek Penerima BLT UMKM atau BPUM Rp2,4 Juta di Sini Setelah Daftar Lewat Pengusul
Baca Juga: Menlu AS Mike Pompeo Ajak Indonesia Tidak Percaya China Soal Muslim Uighur
“Saya juga tak ingin buru-buru mengatakan bahwa yang pro-Trump salah, atau sebaliknya justru yang pro-Biden yang salah. Mengapa? Mereka yang berbeda pandangan itu punya alasan masing-masing,” ungkap SBY.
Menurut SBY, dari semua itu membawa kesimpulan tidak ada yang salah mutlak dan juga yang benar mutlak. ***