SEPUTARTANGSEL.COM - Mewabahnya virus corona membuat metode belajar mengajar berubah.
Semua sekolah menerepkan metode belajar jarak jauh atau belajar online dalam jaringan (daring).
Di masa sebelum pandemi global Covid-19 melanda, para murid dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar berinteraksi langsung bertatap muka di sekolah.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Keamanan Akun ShopeePay, Simak Caranya
Kini, semua kegiatan ngajar mengajar harus dilakukan secara daring atau online.
Kegiatan belajar mengajar secara daring ini bukan hanya tantangan bagi para siswa.
Namun, tantangan juga bagi para tenaga pendidik. Para guru harus tetap bekerja secara profesional mengajar murid-muridnya dengan bermodalkan teknologi.
Baca Juga: BMKG: Cuaca di Jakarta Cerah dan Berawan pada Kamis 1 Oktober 2020 Hari Ini
Rafika, perempuan yang sehari harinya bekerja sebagai guru mata pelajaran Bahasa Inggris mengaku, ia tidak merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan sistem mengajar secara online.
Namun, guru di salah satu Sekolah Dasar (SD) di wilayah Jakarta Barat ini merasa sistem sekolah online ini sama sekali tidak efektif, baik untuk siswa maupun untuk guru yang mengajar.
Baca Juga: Harga Emas Antam 1 Oktober 2020: Awal Bulan, Beli dan Buy Back Sama-sama Turun
“Susah adaptasi sekarang, semua berubah sistemnya. Cuma ya itu, merasa sistem online ini engga ada enaknya. Engga efektif, karena gak bisa langsung berinteraksi sama murid," katanya kepada Seputartangsel.com, Selasa 29 September 2020.
Terlebih, lanjut Rafika, ia mengajar siswa kelas 5 SD yang harus didampingi orang tuanya ketika menggunakan ponsel.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Kamis 1 Oktober 2020: Ada Film Aksi Komedi Keeping Up With the Joneses
"Kalau orangtuanya kerja, otomatis tugas anak jadi terlambat," katanya.
"Kita sebagai guru juga akhirnya makin panjang waktunya buat mengoreksi tugas-tugas anak-anak,” pungkasnya.***