BPPTKG: Gempa di Barat Daya Pacitan Bukan Karena Erupsi Gunung Merapi

- 22 Juni 2020, 19:37 WIB
Gunung Merapi meletus dua kali, Minggu 21 Juni 2020 pagi.
Gunung Merapi meletus dua kali, Minggu 21 Juni 2020 pagi. /Dok. BPPTKG/

SEPUTARTANGSEL.COM –  Berturut-turut dalam dua hari, Minggu-Senin 21 dan 22 Juni 2020, warga provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dikejutkan dengan dua peristiwa alam.

Yang pertama, dua kali erupsi Gunung Merapi pada Minggu pagi.

Disusul keesokan harinya, guncangan gempa dengan kekuatan Magnitudo 5.0 yang terjadi Senin 22 Juni 2020 pukul 02.33 WIB.

Ingatan sebagian warga Yogya surut ke 14 tahun lalu menjelang gempa dahsyat pada 27 Mei 2006.

Baca Juga: Jumlah Spesimen Diperiksa Merosot Drastis, Tambahan Kasus Baru Covid-19 Tetap Tinggi

Ketika itu, Gunung Merapi sedang batuk-batuk beberapa hari dan tiba-tiba pada Sabtu pagi 27 Mei 2006 gempa dahsyat mengguncang Yogya.

Wajar jika sebagian warga Yogya kali ini juga mengaitkan erupsi Merapi kemarin dengan gempa yang berpusat di Barat Daya Pacitan, Jawa Timur pagi ini.

Namun, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memastikan gempa bumi di barat Daya Pacitan tersebut tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi.

Baca Juga: Indonesia Nomor Satu Kasus Covid di Asia Tenggara dan Kesembilan di Asia

Kedua peristiwa alam tersebut disebut memiliki aktivitas yang berbeda. 

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, letusan eksplosif Merapi yang terjadi pada Minggu pagi, merupakan aktivitas vulkanik karena suplai magma dari dapur magna masih terus terjadi.

Aktivitas erupsi pun kecil sehingga tidak mungkin menimbulkan dampak gempa.

Baca Juga: Polisi Amankan John Kei dan 24 Orang, Diduga Terkait Kejadian di Jakarta Barat dan Tangerang

"Saat ini erupsi Merapi masih merupakan erupsi kecil dengan tingkat ekplosivitas yang rendah. Ini tidak ada kaitannya dengan gempa bumi dini hari tadi," katanya, Senin.

Dia berharap masyarakat tetap tenang dengan aktivitas Gunung Merapi. Hal ini merupakan kejadian yang berbeda dengan gempa bumi yang membangunkan warga karena kekuatan yang mencapai 5 skala richter (SR).

Hanik menuturkan, erupsi pada Minggu ini merupakan letusan ke-5 kali sejak tahun 2019 lalu. Sedangkan tahun ini merupakan letusan ke -11 kalinya.

Baca Juga: Lowongan Pekerjaan Pegawai Pemerintah Non PNS di BNN Kota Tangsel untuk Desainer Grafis

“Berdasarkan catatan kejadian-kejadian letusan hingga saat ini, diketahui bahwa letusan eksplosif dapat terjadi secara baik tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda atau dapat didahului oleh peningkatan aktivitas vulkanik," ujarnya.

Menurut Hanik, aktivitas vulkanik sebelum letusan terjadi bentuknya beragam dan tidak konsisten. Dengan demikian, tidak dapat dijadikan indikator akan terjadinya letusan eksplosif.

Namun demikian terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik bisa meningkatkan peluang terjadinya letusan eksplosif.

Baca Juga: Lowongan Pekerjaan Pegawai Pemerintah Non PNS di BNN Kota Tangsel untuk Desainer Grafis

Hanik mengatakan, sebelum letusan eksplosif yang terjadi kemarin, telah terjadi peningkatan kegempaan sejak tanggal 8 Juni 2020 lalu.

Kegempaan ini didominasi peningkatan jumlah gempa vulkano-tektonik dalam (VTA).

Pada tanggal 20 Juni 2020, pihaknya mencatat jumlah gempa VTA mencapai 18 kali. Dalam periode tanggal 8-20 Juni 2020, telah terjadi gempa VTA sebanyak 80 kali.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Corona Free Day Hingga Airin Lepas 160 Santri Asal Tangsel Kembali ke Gontor

"Peningkatan gempa VTA sebelumnya terjadi pada Oktober 2019 sampai dengan Januari 2020 dengan energi yang lebih besar, namun tidak diiringi dengan letusan," katanya. 

Kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi. Bersama dengan munculnya gempa VTA sejak Oktober 2019, letusan-letusan eksplosif ini sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung.

Baca Juga: 160 Santri Asal Tangsel Kembali ke Pesantren Gontor, Airin: Patuhi Protokol Kesehatan Ya

"Ancaman bahaya sampai dengan saat ini masih sama yaitu berupa awanpanas dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan sampai 3 Km berdasarkan volume kubah yang sebesar 200.000 m3 berdasarkan data drone 13 Juni 2020," ucapnya.***

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: BPPTKG


Tags

Terkait

Terkini