Baca Juga: Ibu Pedagang Dawet Jelaskan Tragedi Kanjuruhan, Joshua Banjarnahor: Stop Framing Tidak Sesuai Fakta
Dalam kesaksiannya, penjual dawet tersebut menyebut bahwa kematian para supporter Arema bukan karena gas air mata.
Ia mengaku melihat langsung saat supporter berdesakan bahkan mengaku ikut membantu seorang supporter yang dikatakannya sebagai pemabuk.
Pengakuannya sebagai penjual dawet dipertanyakan. Bahkan beberapa membuktikan mencari warung yang disebut dalam voice note yang beredar.
Tetapi tak ditemukan ada warung penjual dawet di dekat pintu 13 stadion Kanjuruhan.
Isu pun beredar bahwa pengakuannya fiktif.
Wanita yang mengaku penjual dawet pun kini telah meminta maaf kepada keluarga korban secara langsung. ***