Tanggapi Mobil Listrik, Azzam Mujahid Izzulhaq: Lebih Baik Tunggu...

- 23 September 2022, 16:46 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya menunjukkan mobil listrik yang digunakan sebagai kendaraan dinas Kementerian Perhubungan di Stasiun Gambir Jakarta pada Rabu, 16 Desember 2020.
Menteri Perhubungan Budi Karya menunjukkan mobil listrik yang digunakan sebagai kendaraan dinas Kementerian Perhubungan di Stasiun Gambir Jakarta pada Rabu, 16 Desember 2020. /Sumber: Antara Foto / Sigid Kurniawan/

Harus diakui, seelah kenaikan harga BBM bersubsidi, kendaraan listrik menjadi perbincangan.

Mobil listrik dinilai menjadi alternatif penghematan energi yang berasal dari minyak bumi.

Apalagi, pasokan daya Perusahaan Listrik Negara, PT PLN kini berlebihan hingga berakibat kerugian.

Banyak tokoh membenarkan pendapat di atas. Salah satunya pengamat ekonomi politik LAB45, Reyhan Noor.

Baca Juga: PKS Buka Peluang Koalisi dengan KIB, Mardani Ali Sera: Komunikasi Terus, Ada Skenario Pertama, Kedua, Ketiga

"Kendaraan listrik berpotensi sangat menghemat biaya subsidi, terutama bila diterapkan sebagai moda transportasi publik," kata Reyhan Noor dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Jumat 23 September 2022.

"Potensi penghematan subsidi BBM dapat dilihat setidaknya dengan mempertimbangkan dua hal. Pertama, BBM konsumsi kendaraan pribadi. Kedua, devisa negara yang tutun akibat menurunnya impor BBM," lanjut Reyhan. ***

Halaman:

Editor: Taufik Hidayat.


Tags

Terkait

Terkini