SEPUTARTANGSEL.COM- Kebocoran data kembali berulang. Setelah sebelumnya data 1,3 miliar pengguna kartu telepon, kini data komunikasi Presiden Jokowi dengan BIN pun terbongkar.
Tak hanya itu, data pribadi Menteri Kominfo Johnny G Plate pun diungkap akun peretas Bjorka.
Bjorka juga membongkar dalang pembunuhan aktivis HAM Munir.
Baca Juga: Soroti Aktivitas Hacker Bjorka, Haris Pertama: Luar Biasa Bisa Buat Gaduh Satu Republik
Dalam data pembunuhan Munir, disebut-sebut nama Muhdi PR sebagai pemberi perintah pada Polycarpus untuk memasukkan arsenic di minuman Munir.
Data pribadi Muhdi PR pun ikut diungkap ke publik.
Bahkan Bjorka juga mengancam masih akan membongkar data MyPertamina untuk memberikan dukungan pada demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang sedang marak digelar.
Menanggapi bertubi-tubi kebocoran data tersebut semua akan menunjuk Kominfo tak memiliki keamanan data yang baik.
Apalagi saat kebocoran data terus berulang, Kominfo seperti mlempar tanggung jawab.
Seperti tak mau dipersalahkan, Kominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN, saling lempar tanggung jawab.
Juru bicara PSI Sigit Widodo meminta Presiden Jokowi menindak dua lembaga tersebut.
Melalui akun twitternya @sigitwid meminta Presiden Jokowi untuk menindak dua lembaga tersebut yang dikatakannya terlalu banyak memberikan pernyataan yang justru membuat Indonesia menjadi bahan lelucon.
"Mohon bapak presiden bisa menegur kedua lembaga ini agar dapat bekerja dengan benar dan tidak terlalu banyak memberikan pernyataan yg membuat Indonesia menjadi bahan lelucon di dunia siber," kata Sigit Widodo pada Minggu, 11 September 2022.
Sigit mengungkapkan bahwa pernyataan dua lembaga tersebut justru mempermalukan Indonesia.
"Malah membuat kita semakin malu," katanya.
Sebelumnya Menkominfo Johnny G. Plate menjawab kebocoran data 1,3 miliar pengguna nomor telepon di Indonesia.
Johny G Plate justru meminta masyarakat untuk menjaga NIK masing-masing dan rutin mengganti one time password (OTP).
Tak hanya Menkominfo, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan dalam pernyataannya meminta hacker untuk tidak menyerang data masyarakat karena merugikan masyarakat sendiri. ***