Motif Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J Diduga Terkait Kebakaran Kejagung, Refly Harun: Bharada E dalam Bahaya...

- 4 September 2022, 07:05 WIB
Ferdy Sambo diduga bunuh Brigadir J terkait kebakaran Kejagung, Bharada E disebut dalam bahaya
Ferdy Sambo diduga bunuh Brigadir J terkait kebakaran Kejagung, Bharada E disebut dalam bahaya /H Prastya/Kolase TV Polri/

SEPUTARTANGSEL.COM - Motif di balik pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo masih menjadi misteri.

Namun, belakangan viral sebuah pesan yang diduga ditulis oleh Bharada E di media sosial. Dalam pesan tersebut, ia membeberkan bahwa salah satu alasan Brigadir J dibunuh adalah adanya mafia di balik kebakaran Kejaksaan Agung (Kejagung) beberapa waktu silam.

"Saya mau menyampaikan lagi kepada warga semua melalui media tiktok bahwa bos Irjen Ferdy Sambo juga membunuh Alm Brigadir J karena Alm Brigadir J juga sudah mendengar siapa dalam (mafia) dalam pembakaran gedung Kejaksaan Agung," tulis pesan dalam video yang diunggah akun Tiktok @richard_eliezer pada 11 Agustus 2022.

Baca Juga: Dugaan Serangan Balik Kekaisaran Ferdy Sambo, Haris Pertama: Orang yang Membela Brigadir J Akan Dioperasi

"Dengan mendengar hal ini, Irjen Ferdy Sambo sangat marah sekali dan takut jika Alm Brigadir J membocorkan hal ini ke awak media dan atasa Polri. Saya dan rekan-rekan saya disuruh Bos Irjen Ferdy Sambo untuk menyiksa Alm Brigadir J," sambungnya.

Kemudian, ketika akan ditembak oleh Ferdy Sambo, Brigadir J sempat menangis dan memohon agar tidak dibunuh.

Namun, Ferdy Sambo tidak dapat menahan emosinya dan langung mengeksekusi Brigadir J.

Dalam pesan yang sama, Bharada E juga mengaku diminta Ferdy Sambo untuk memindahkan ke Depok, Jawa Barat agar tidak bisa dimintai keterangannya oleh pers.

Baca Juga: Skandal Panas Ferdy Sambo Terbongkar, Said Didu Ungkap Ada Capres yang 'Kabur'

Meski ia mengiyakan perintah mantan Kadiv Propam Polri itu, tetapi Bharada E justru memindahkan keluarganya ke pedalaman karena khawatir akan keselematan mereka.

"Saya mengiyakan perintah beliau tetapi saya tidak melakukannya karena takut keluarga saya terancam oleh beliau sehingga saya memindahkan keluarga saya jauh ke pedalaman," ujarnya.

Bharada E juga meminta kepada tim penyidik agar segera meminta keterangan Putri Candrawathi terkait kekerasan yang dilakukan Ferdy Sambo.

Baca Juga: Skandal Panas Ferdy Sambo, Pengacara Brigadir J Minta Jokowi Libatkan TNI: Ini Tidak Mungkin Bisa Diungkap...

Lebih lanjut, Bharada E mengungkapkan ketakutannya akan disiksa oleh orang suruhan Ferdy Sambo di dalam tahanan.

Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan keaslian pesan Bharada E itu.

"Ini menarik ya, the first question is (pertanyaan pertama adalah) apakah benar ini adalah tulisan dari Bharada E, itu satu. Dan tentu yang bisa mengatakan iya dan tidak ya Bharada E sendiri," kata Refly Harun.

"Karena kok bisa dimasukan di Tiktok ya, itu juga menarik," sambungnya.

Baca Juga: Skandal Panas Ferdy Sambo, Pengacara Brigadir J Minta Jokowi Libatkan TNI: Ini Tidak Mungkin Bisa Diungkap...

Kemudian, kata Refly Harun, hal yang menarik lainnya adalah motif non domestik di balik pembunuhan Brigadir J.

Menurutnya, motif non domestik ini harus membuat publik lebih peka.

"Karena soal motif yang non domestik ini, lama-lama barangkali kita juga harus lebih peka, apa iya ada motif domestik tersebut, yaitu kekerasan seksual di Magelang," tuturnya.

Baca Juga: Heboh Gambar Jin di Kaki Ferdy Sambo Saat Rekonstruksi Kasus Brigadir J, Refly Harun: Jadi Sebenarnya...

"Karena kalau misalnya Putri mengalami pelecehan atau kekerasan seksual, baik oleh Brigadir J maupun Kuat Ma'ruf, maka teori relasi kuasa yang disampaikan oleh Reza Indragiri Amri itu bisa menjelaskan karena yang dominan itu Putri, seorang istri jenderal, Kadiv Propam lagi," kata Refly Harun menambahkan.

Karenanya, mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menilai dugaan pelecehan seksual dan pengancaman yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi sama sekali tidak masuk akal.

Menurutnya, apabila Brigadir J benar melecehkan dan pengancaman terhadap Putri Candrawathi, itu sama saja dengan bunuh diri.

"Gak akan berani dia melakukan hal itu, sama saja dia bunuh diri kalau dia melakukan itu," ucapnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Tangisan Ferdy Sambo Pecah Lihat Video Bejat Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf, Ini Faktanya

Kemudian , Refly Harun pun menyinggung soal isu perselingkuhan. Ia menuturkan, perselingkuhan dalam kasus Brigadir J harus diinisiasikan oleh pihak yang lebih superior.

Pihak yang lebih superior lah yang memengaruhi skenario ini.

"Sehingga dalam konteks ini, rasanya aneh kalau Putri kemudian dikatakan sebagai korban," tuturnya, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 4 September 2022.

Baca Juga: Tebak Tuntutan Hukum Ferdy Sambo Akan Ringan, Alvin Lim: Punya 'Jasa' pada Kasus Kebakaran Kejaksaan Agung

Mantan Komisaris PT Jasa Marga itu mengatakan, apabila tidak ditemukan hal yang masuk akal dalam motif domestik, maka motif non domestik bisa dibenarkan.

Misalnya terkait informasi akun Tiktok @richard_eliezer yang mengatakan Brigadir J mengetahui soal kebakaran Kejagung.

Atau, informasi lainnya yakni Brigadir J mengetahui bisnis-bisnis ilegal yang dijalankan Ferdy Sambo.

"Mungkin juga, karena itu jauh lebih substantif. Kalau kita lihat perilaku mafia misalnya, maka kalau informasi itu sampai keluar atau bocor, atau Brigadir J mau keluar dari orbit lingkaran itu misalnya ada satu spekulasi yang mengatakan karena dia sudah mendapatkan S1, dia mau keluar dari lingkaran Ferdy Sambo dan menjalani karier sebagai polisi yang sesungguhnya dengan pangkat yang barangkali bisa naik," kata Refly Harun.

Baca Juga: Diduga Ada Operasi Penyelamatan Ferdy Sambo, Agi Betha: Telusuri Jejak Komnas HAM dan Komnas Perempuan

"Nah kalau kita bicara soal perilaku mafia, anda tidak boleh keluar dari lingkaran. Apalagi keluar dari lingkaran dengan membawa rahasia," lanjutnya.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada itu menduga, motif non domestik di balik pembunuhan Brigadir Yosua ini tidak didalami oleh Timsus Polri.

Menurutnya, yang didalami hanyalah motif soal pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Magelang.

Baca Juga: Beda Keterangan Bharada E dan Ferdy Sambo Soal Pembunuhan Brigadir J, Refly Harun: Akan Jadi Skenario untuk...

"Dan lucunya motif Magelang itu kemudian diamini oleh Komnas HAM sampai-sampai Susno Duadji mengatakan, apa ya, bahasanya agak kasar terhadap Komnas HAM karena menganggap it seems stupid (hal itu terlihat bodoh)," tuturnya.

"Karena bagaimana kita memberikan kesimpulan hanya dari keterangan saksi saja dan saksi yang dimintai keterangan itu adalah saksi yang punya kepentingan, bukan saksi masyarakat umum yang tidak punya kepentingan, yaitu orang-orang Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sendiri," imbuhnya.

Refly Harun menilai, Bharada E tengah dalam kondisi yang berbahaya.

"Makanya dalam konteks ini, Bharada E justru berada dalam bahaya karena dia berhadapan dengan empat orang yang keterangannya berlainan. Yang berlainan itu adalah Sambo sendiri, Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf dan Bripka RR (Bripka Ricky Rizal)," katanya.

Baca Juga: Istri Ferdy Sambo dan Kuat Maruf Disebut Lakukan Hubungan Intim, Refly Harun: Bisa Jadi Putri Candrawathi...

Menurut Refly Harun, hal ini akan membuat proses pembuktian di pengadilan tidak mudah, termasuk yang menyaksikan rekonstruksi pembunuhan.

"Untungnya, pembunuhan itu diakui oleh Ferdy Sambo sendiri dan ini sudah hal yang luar biasa perkembangannya. Tapi soal-soal motif dan pemberatan, ini yang sepertinya tidak diungkap. Jadi motifnya seperti dilokalisir seperti selingkuhan," ucap Refly Harun.***

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini

x