Adapula tulang yang patah serta hilangnya organ dalam Brigadir J masih belum terjelaskan.
Penyidik menggantungkan kebenaran tunggal dari dokter forensik tanpa melakukan metode perbandingan, serta pencocokan dengan barang bukti lain.
“Harus dicocokkan, ada yang melihat, ada foto, ada video, ada laporan yang tidak sama dengan keadaan jenazah itu. Lalu dikeluarkan autopsi kedua tanpa pembandingnya juga. Mana fotonya sebelum dijahit dipotong-potong, tidak pernah dijelaskan,” tutupnya. ***