Mantan Koorsahli Kapolri itu menduga, faktor yang menyebabkan munculnya berbagai spekulasi terkait kasus tewasnya Brigadir J di masyarakat adalah pernyataan Kepolisian yang menurutnya terlalu cepat menyimpulkan.
Ia menilai, hal itu memberi kesan kemungkinan adanya sesuatu yang terjadi meski belum dibuktikan.
Baca Juga: Update Penembakan Brigadir J, Data Rekaman CCTV di Rumah Kadiv Propam Nonaktif Ferdy Sambo Ditemukan
Selain itu, desakan dari luar juga dinilainya membuat kasus ini menjadi rumit.
"Kasus ini menjadi rumit, sehingga di sini ada kesan bahwa ada satu skenario yang dibuat untuk melindungi seseorang," ujarnya.
Lebih lanjut, Ito Sumardi juga menyinggung pembentukan tim khusus (Timsus) oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, di mana tim tersebut dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Menurut Ito, ditunjuknya Wakapolri sebagai pemimpin Timsus karena ada kemungkinan perwira tinggi akan mengintervensi kasus tersebut sehingga tewasnya Brigadir J sulit menemukan titik terang.
Baca Juga: Update Kasus Tewasnya Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Ada Luka Bekas Jeratan di Leher
"Karena ada kemungkinan para pelaksananya yang melakukan penyidikan lanjutan ini kan pangkatnya mungkin perwira pertama, perwira menengah, di atasnya masih ada perwira tinggi yang kemungkinan besar bisa membuat masalah ini belum tentu terang," tuturnya.
"Sehingga di sini mencegah adanya konflik interest, hambatan terhadap penyidikan, intervensi, (maka) Kapolri menunjuk Wakapolri. Kemudian desakan dari semua pihak dan secara normal karena diduga ada keterkaitan karena kasus ini berkaitan dengan Kadiv Propam. Otomatis yang bersangkutan harus dinonaktifkan," sambung Ito Sumardi.