Pertama, disebutkannya, saat tim KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kasus Harun, tim mendapat intimidasi oleh oknum tertentu.
"Setidaknya ada tiga hal penting yang menjadi masalah. Pertama pada saat tim KPK melakukan OTT terhadap kasus tersebut tim KPK diintimidasi oleh oknum tertentu dan Firli sebagai pimpinan diam saja," ujarnya.
Kedua, Novel Baswedan menduga ada keterlibatan kasus Harun Masiku dengan petinggi partai tertentu.
Dia sependapat dengan ICW bahwa sepanjang Firli menjadi pimpinan KPK maka kemungkinan Harun Masiku tidak akan ditangkap.
"Kasus Harun Masiku ini diduga melibatkan petinggi partai tertentu" ujarnya.
Alasan ketiga, tidak ada kesungguhan dari KPK untuk menangkap Harun Masiku.
Novel menjelaskan bahwa pimpinan KPK memang tidak memiliki kesungguhan menangkap Harun Masiku.
Ini berbeda ketika ada instruksi menyelesaikan kasus maka tim akan berusaha sungguh-sungguh.
"Pada 2020 saya dan tim menangkap dua buronan, salah satunya mantan sekretaris MA.
Untuk bisa menangkap buronan tersebut butuh kesungguhan dan kerja keras. Beberapa tempat digeledah. Hal itu tidak terjadi pd pencarian Harun Masiku, yang justru minta masyarakat mencari dengan biaya sendiri," ujar Novel.
Novel bercerita ketika dia masih aktif di KPK, tidak diberikan kewenangan menangkap Harun Masiku, karena ada resistensi pemimpin KPK terhadap kelompok tertentu.