Refly Harun melihat, masalah ini adalah sebuah tamparan bagi pemerintah karena bukan hanya menyangkut pendakwah yang akrab disapa UAS itu, tetapi juga mencakup nama baik Indonesia.
"Jadi harusnya yang seperti ini menjadi sebuah tamparan bagi pemerintah kita karena bukan UAS nya sendiri, tetapi nama Indonesia nya itu," ujarnya, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Refly Harun pada Rabu, 18 Mei 2022.
Meski demikian, mantan Komisaris PT Jasa Marga (Persero) itu mengatakan akan ada pro dan kontra terkait hal ini.
Biasanya, kata Refly, yang tidak mendukung adalah orang-orang yang pro terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Agak berat memang, justru di dalam negeri sendiri bermasalahnya terhadap katakanlah Islamophobia, pemikiran-pemikiran ulama yang menyampaikan kritik pedas terhadap pemerintahan, yang dianggap kemudian radikal atau ekstremisme," tuturnya.***