Setelah tiga tahun memimpin BUMN, Erick Thohir diduga memanfaatkan fasilitas BUMN untuk kepentingan politik. Hal itu dinilai Said Didu sebagai penyebab kehancuran BUMN.
"Politisasi BUMN adalah penyebab utama kehancuran BUMN," ujarnya.
Said Didu mengungkapkan bahwa sektor bisnis milik negara tersebut akan hancur karena dimasuki kepentingan politik.
Said Didu kemudian membandingkan laba yang diraih BUMN ketika dirinya menjadi pejabat di Kementerian BUMN.
Said Didu mengungkapkan bahwa laba BUMN pada 2004 mencapai sekitar Rp27 trilyun dan Laba tahun 2010 sekitar Rp160 trilyun.
"Laba BUMN 2004 hanya sekitar Rp 27 trilyun dan Laba tahun 2010 sekitar Rp 160 trilyun. Naik skrt 100% per tahun. Utang BUMN non Bank dan non Keungan thn 2014 sktr Rp 400 trillyun skrg lebin Rp 2.000 trilyun - naik lbh 5 kali lipat. Jelas," ujarnya.***