SEPUTARTANGSEL.COM - Satuan Kepolisian Anti Teror Densus 88 menangkap 16 anggota Negara Islam Indonesia (NII) Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat, 25 Maret 2022.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengungkapkan para anggota NII itu akan menggulingkan Pemerintahan Jokowi sebelum Pemilu 2024.
Menanggapi laporan Polri itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah meminta Polri menjelaskan data tentang keberadaan jaringan teroris NII Sumbar.
Menurut Mahyeldi, data yang disebutkan Polri tentang jumlah anggota Polri inkonsisten, awalnya berjumlah 1000 orang kemudian menjadi 1.125 orang.
Mahyeldi mengatakan bahwa tidak pernah ada dalam sejarah, Sumbar menjadi markas NII.
"Karena berdasarkan sejarah, tidak pernah tercatat NII terpusat di Sumbar," ujar Mahyeldi dikutip SeputarTangsel.Com dari video yang ditayangkan Antara pada Rabu 20 April 2022.
Mahyeldi mengungkapkan bahwa polisi perlu mempertanggungjawabkan informasi yang sudah disebarluaskan di media, mengenai aktivitas NII yang akan menggulingkan pemerintahan.
"Kan Polri yang menyebut NII akan menggulingkan pemerintahan, itu luar biasa beritanya," ungkapnya.
Mahyeldi meminta penjelasan Polri supaya tidak terjadi bias informasi. Apalagi barang bukti yang ditemukan hanya sebilah golok, yang sebenarnya alat memotong yang biasa terdapat dalam rumah-rumah warga Sumbar.
Kemudian bias data yang disampaikan Polri juga dinilai membingungkan maka perlu diperjelas.
“Sekarang saya kira sudah bias, ada yang mengatakan tertangkap seribu, kemudian ada lagi sekian ribu, itu kan perlu dijelaskan,” ujarnya.
Gubernur Sumbar itu juga menyayangkan adanya informasi bahwa terdapat pemberitaan yang menyatakan ada kota di Sumbar yang intoleran.
“Apalagi, sebelum ini juga dikatakan ada beberapa kota di Sumatra Barat intoleran, ini kan beriringan, ketika itu disebarkan," katanya.
Gubernur Sumbar menyayangkan berita tentang NII di Sumbar akan menggulingkan pemerintahan, hal ini telah merugikan dan mencoreng nama baik Provinsi Sumbar.***