THR 2022, Menaker Minta Paling Lambat Dibayarkan 25 April

- 12 April 2022, 16:50 WIB
Aturan Lengkap THR Lebaran 2022
Aturan Lengkap THR Lebaran 2022 /Instagram/@kemenaker/

Lebaran diperkirakan pada 2 Mei 2022, maka THR harus diberikan pada 25 April 2022.

“THR itu hak pekerja dan kewajiban pengusaha. Di tahun ini, karena situasi ekonomi sudah lebih baik, kami kembalikan besaran THR kepada aturan semula, yaitu satu bulan gaji bagi yang sudah bekerja minimal 12 bulan. Bagi yang kurang dari 12 bulan, ya dihitung secara proporsional. Tanpa dicicil, alias kontan,” ujar Menaker, dikutip SeputarTangsel.Com dari laman resmi Kemenaker.go.id pada Selasa 12 April 2022.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa, Selasa 12 April 2022 Hingga Imsak dan Subuh Keesokan Hari di Jabodetabek

Senada dengan Menaker, Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan bahwa
THR akan lebih menyenangkan bagi pekerja/buruh seiring meningkatnya harga kebutuhan pokok di bulan Ramadhan.

"THR juga akan membuat pekerja semakin semangat dan produktif saat kembali bekerja setelah merayakan hari raya Lebaran," ujar Anwar Sanusi.

Berikut ini adalah beberapa ketentuan THR menurut ketentuan Surat Edaran Nomor M/1/HK.04/IV/2022, yaitu:

Baca Juga: RUU TPKS Resmi Disahkan, Berikut Sejumlah Aturan yang Tertuang

1. THR Lebaran 2022 diberikan kepada:
a. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih.
b. pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

2. Besaran THR Lebaran 2022:
a. Bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah.
b. Bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari dua belas bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan: masa kerja dibagi 12 dikali satu bulan upah.

3. Bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut:
a.Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam dua belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
b. Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari dua belas bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

Halaman:

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini