SEPUTARTANGSEL.COM – Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli blak-blakan perihal kasus pemecatannya sebagai menteri pada 2016 silam.
Pasalnya, Rizal merasa banyak pihak yang menyerangnya melalui media sosial Twitter dengan cara mengungkit pemecatannya itu.
Alih-alih tunduk, Rizal justru membalas nyinyiran tersebut dengan memberitahu bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah keukeuh menginginkannya mengisi posisi
menteri.
Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 28 Mei: Uji 11.495 Spesimen, Positif Tambah 687 Kasus
Menurut Rizal, kala itu Presiden Jokowi memintanya untuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sebanyak 3 kali.
“Ketika buzzerRP hanya punya 3 kata untuk menyerang RR: nyinyir, pecatan, tua. Susah untuk tidak menduga IQ mereka < 60. Kalo soal pemecatan, yang minta-minta RR jadi
Menko itu sampai 3X itu @jokowi. Ternyata Jkw mudah dipengaruhi oleh PengPeng & Pengusaha Reklamasi. Gitu aja repot,” demikian cuitannya melalui akun twitter @RamliRizal Kamis 28 Mei 2020.
Klo dibuka terang benderamg banyak yg akan malu ???? Sederhana, kelompok Peng-peng (Pengusaha-cum-Pengusaha) pengaruhi JKW, makanya sampai hari ini ribet. Jkw lemah thd kelompok konflik kepentingan, soal reklamasi, impor pangan, prakerja dst. ???? https://t.co/dp7eVkL2EO— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) May 28, 2020
Seperti diketahui, Rizal Ramli yang juga pernah menjadi menteri di era Presiden Gus Dur, dicopot jabatannya oleh Presiden Jokowi pada tahun 2016 ketika dia me-reshuffle kabinetnya.
Praktis, banyak pihak yang menganggap bahwa pencopotan Rizal dinilai tak wajar, karena kinerjanya yang cukup memuaskan.
Baca Juga: Tidak Usah Buru-buru, SIM Bisa Diperpanjang Sesudah 29 Juni 2020
Berbagai spekulasi pun muncul, salah satunya adalah karena proyek reklamasi.
Memang, saat itu Rizal memiliki perbedaan pendapat dengan menghentikan proyek pulau reklamasi.
Dengan tegas Rizal berkata, pembangunan pulau reklamasi bisa membahayakan lingkungan hidup.
Kemudian, Presiden Jokowi mengangkat Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Bidang Kemaritiman, menggeser posisi yang diduduki Rizal sebelumnya.
Baca Juga: Kasus Baru Positif Covid-19 Tangsel Melonjak Lagi Setelah Landai Beberapa Hari
Setelah itu, barulah Luhut membatalkan keputusan Rizal dan meneruskan proyek pulau reklamasi.
Banyak pihak yang menyadari kejanggalan tersebut. Tak heran apabila banyak yang mendesak untuk Rizal buka suara terkait kejadian yang sudah berlalu 4 tahun lalu itu.
Bagaimanapun juga, pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini enggan buka-bukaan terlalu lebar.
“Kalo dibuka terang benderang banyak yang akan malu. Sederhana, kelompok Peng-peng (Pengusaha-cum-Pengusaha) pengaruhi JKW, makanya sampai hari ini ribet. Jkw lemah
terhadap kelompok konflik kepentingan, soal reklamasi, impor pangan, prakerja dst,” cuit Rizal.
(*)