“Waktu dia jadi mualaf saya dicemooh oleh saudara-saudara saya, karena papa saya pendeta dan saya memimpin gereja 16 tahun dan menjadi tokoh petinggi, jadi wajar kalau mereka marah ke saya,” sambungnya.
Kekecewaan yang ketiga yang diungkap Lucky adalah sikap keluarga dan orang-orang terdekat yang menyarankan agar Angelina dikucilkan.
“Kekecewaan ketiga saat dia mendapat putusan kurang fair,” terang Lucky.
Lucky merasa bahwa sang putri hanya manusia biasa yang pasti punya kesalahan.***