Jokowi Diminta Tegur Keras Menag Yaqut Buntut Bandingkan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing

- 24 Februari 2022, 09:20 WIB
Menag Yaqut dikecam usai mengeluarkan pernyataan yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing.
Menag Yaqut dikecam usai mengeluarkan pernyataan yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing. /Instagram @gusyaqut

SEPUTARTANGSEL.COM - Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio menyarankan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan teguran keras terhadap Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas.

Saran Hendri Satrio itu merupakan buntut pernyataan Menag Yaqut yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing.

Hendri Satrio juga mempertanyakan ada atau tidaknya umat agama lain yang menjadikan gonggongan anjing sebagai waktu ibadah.

Baca Juga: Pemahaman Menag Yaqut Soal Toleransi Sangat Tipis, Hendri Satrio: Adzan Itu Ibadah, Penanda Waktu Masuk Sholat

Hal itu diungkapkan oleh Hendri Satrio melalui cuitan di akun Twitter @satriohendri pada Kamis, 24 Februari 2022.

"Apakah ada umat beragama lain yang menjadikan gonggongan anjing sebagai penanda waktu Ibadah? Monggo Pak @jokowi Saya sarankan untuk tegur keras Menag. Terima Kasih," kata Hendri Satrio.

Sebelumnya, Menag Yaqut mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2022 mengenai pedoman penggunaan toa di masjid dan musala.

Baca Juga: Roy Suryo Akan Laporkan Menag Yaqut Gegara Bandingkan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing

Menag Yaqut membuat pedoman yang mengatur penggunaan toa di masjid dan musala bertujuan agar hubungan antarumat beragama lebih harmonis.

Selain itu, Menag Yaqut menjelaskan tujuan pedoman tersebut untuk meningkatkan manfaat dan mengurangi hal yang tidak bermanfaat, sebab di daerah di Indonesia yang mayoritas Muslim, hampir di setiap 100-200 meter terdapat masjid atau musala.

Bahkan, Menag Yaqut juga memberikan contoh dengan adanya banyak gonggongan anjing yang dipelihara tetangga sekitar rumah.

Baca Juga: Menag Yaqut Bandingkan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing, Shamsi Ali: Semoga Ini Salah Memberi Contoh Saja

"Kita bayangkan, saya Muslim saya hidup di lingkungan nonmuslim, kemudian rumah ibadah mereka membunyikan toa sehari lima kali dengan keras secara bersamaan, itu rasanya bagaimana?" kata Menag Yaqut.

"Contohnya lagi, misalkan tetangga kita kiri kanan depan belakang pelihara anjing semua, misalnya menggonggong di waktu yang bersamaan, kita terganggu tidak? Artinya semua suara-suara harus kita atur agar tidak menjadi gangguan," sambungnya.***

Editor: Asep Saripudin


Tags

Terkait

Terkini

x