Anggota Komisi II DPR RI Kelompokkan Buzzer Jadi 3 Bagian, Ternyata Ada Bayarannya Loh!

- 15 Februari 2022, 13:26 WIB
Anggota Komisi II DPR RI, Benny K Harman kelompokkan buzzer menjadi tiga bagian
Anggota Komisi II DPR RI, Benny K Harman kelompokkan buzzer menjadi tiga bagian /Dokumentasi DPR RI/

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Anggota Komisi II DPR RI, Benny K Harman kelompokkan buzzer menjadi tiga bagian.

Benny K Harman melihat, para buzzer ini dibagi berdasarkan cara kerjanya masing-masing.

Adapun kelompok buzzer menurut Benny K Harman antara lain sebagai berikut:

Baca Juga: Kader Partai Demokrat Dituduh Jadi Otak Insiden di Desa Wadas, Cipta Panca: Buzzer Ganjar Mainnya Norak

Pertama, buzzer yang diperuntukkan membully lawan politik dan para pengkritik kekuasaan.

Kedua, buzzer ditujukan untuk membela dan memuji kekuasaan.

Ketiga, buzzer yang dikerahkan untuk menjelek-jelekkan tokoh tertentu.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Sepakati Buzzer Sumber Kekacauan, Pegiat Sosial Ingatkan Saat-saat Ia 'Diserang'

"Ada 3 kelompok buzzer. Ke-1, kelompok utk membuli lawan politik dan para pengkritik kekuasaan; ke-2, kelompok utk membela dan memuji kekuasaan; ke-3, kelompok buzzer utk menjelek-jelekkan tokoh tertentu," kata Benny K Harman, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @BennyHarmanID pada Selasa, 15 Februari 2022.

Politikus Partai Demokrat itu mengungkapkan, setiap buzzer tersebut digaji setiap bulannya.

Ia menilai, menjadi buzzer politik merupakan profesi baru.

"Atas semua itu ada fee loh setiap bulannya. Ini lahan kerja baru," ujarnya.

Baca Juga: Ali Ngabalin Diduga Sindir Faisal Basri Ahli Nujum dan Provokator, Netizen: Level Buzzer, Bukan Juru Bicara

Sebelumnya, media asal Inggris, The Guardian melakukan wawancara ekslusif dengan seseorang yang mengaku sebagai buzzer mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Narasumber tersebut mengatakan, ia dibayar sekitar Rp4 juta per bulan dan bekerja dari sebuah rumah mewah di Menteng, Jakarta Pusat.

Ia mengungkapkan, ketika itu timnya ditugaskan untuk mengelola ratusan akun media sosial palsu untuk menyerang lawan politik dan menaikkan elektabilitas Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.***

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x