Adapun kritik bisa disampaikan secara langsung (direct) melalui argumentasi, maupun tidak langsung (indirect) melalui kegiatan berkesenian dan berkebudayaan.
Meski kritik bukanlah fenomena baru, sayangnya Refly menilai sejak dulu jarang ditemukan penguasa yang tidak marah ketika dikritik dan tidak membungkam para pengkritiknya.
"Rata-rata penguasa tidak mau dikritik, tidak mau terlihat buruk, dan kadang-kadang fatal, yaitu menggunakan kekuatan koersifnya untuk membungkam orang yang mengkritik dirinya," ucapnya.
Meski begitu, ia berharap hal tersebut tidak terjadi di Indonesia demi terciptanya negara yang demokratis.***