Pasalnya netizen mengkritisi pada riset, data dan cara penulisannya yang dianggap bukan mencerminkan naskah akademik.
"Tolong dong @BappenasRI serius dikit buat NA-nya, apalagi ini menyangkut Bangsa dan Negara. Kalo bingung bisa tanya @brin_indonesia soal riset, data, filosofi, bahkan tata tulis ilmiahnya. Atau minta tolong perguruan tinggi, bahkan kemarin sempat diskusi sama MIT toh?" komentar I M Zelandi di akun @Muhzelandi.
Baca Juga: Kuli Bangunan di Pamulang Cabuli Bocah Lima Tahun, Kapolres Tangsel: Sudah Ditahan
"Daftar pustakanya kalah sama mahasiswa S1 cuma dua halaman, bayangkan mengkaji ibu kota negara baru hanya dua halaman referensi. Yoo mbok serius toh," kritik M Jafar Loilatu @mjafarloilatu.
"Kaget juga kalo ini langsung dari BAPPENAS, dimana untuk lulusan S2/S3 nya tumpah ruah," komentar Kiidkit di akunnya @Hillicurls.
"Di bappenas belum ada yang tau pake latex ya? Format naskah berasa masih pake word 2003," komentar naiy @naiyaisml. ***