Di Depan Komisi VII DPR RI, Kepala BAPETEN Mengaku Tak Tahu Asal Usul Limbah Radioaktif di Komplek BATAN Indah

- 20 Februari 2020, 22:13 WIB
Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Kepala BAPETEN.
Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Kepala BAPETEN. /- twitter @bapetenRI

SEPUTARTANGSEL.COM - Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN) Jazi Eko Istiyanto habis-habisan diserbu pertanyaan Anggota Komisi VII DPR RI soal asal-usul limbah radioaktif yang ditemukan di Komplek BATAN Indah, Tangerang Selatan.

Ironisnya, Jazi justru mengatakan tak tahu soal asal-usul sisa limbah radioaktif tersebut.

Kendati begitu, Jazi didampingi Pejabat Eselon I BAPETEN dan beberapa pejabat terkait menjelaskan kondisi terakhir yang paparan radioaktifnya sudah menurun jauh dan aman bagi warga sekitar.

Hal itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII dengan Kepala BAPETEN di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 20 Februari 2020.

Baca Juga: Nagaswara Gugat Rp 9,5 Miliar, Keluarga Youtuber Gen Halilintar Berharap Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengawali bertanya soal asal-usul sisa limbah radioaktif tersebut.

"Apa faktornya? Kebocoran? Dibawa orang dan seterusnya? Kemungkinan-kemungkinan itu di mana?" ujar Sugeng.

Merespons Sugeng, Jazi menjelaskan, Bapeten memiliki data izin pengguna radioaktif.

Dari data tersebut, lanjutnya, BAPETEN bisa melakukan pengukuran.

"Kita nggak tahu cara menerangkan ini, karena bisa saja dari orang yang membuang di situ. Kita punya data, kalau datanya Bapeten itu impornya, siapa saja yang impor, kemudian yang punya izin siapa, kemudian yang melimbahkan ke TL siapa, kemudian kita akan lakukan akuntansi," kata Jazi.

Baca Juga: Aktor Anak Langit, Aulia Farhan Ditangkap Polisi Gara-gara Narkoba

Menurut Jazi, jika pengukuran sisa limbah radioaktif di Batan menunjukkan keseimbangan, Bapeten menilai radioaktif itu hasil penyeludupan. Jika tidak seimbang, diduga radioaktif tersebut dibuang oleh pemegang izin.

Jika dalam pengukuran sisa limbah dengan radioaktif ada selisih, Jazi juga menduga ada yang membuang di Batan Indah.

Dia juga menduga patut dicurigai radioaktif tersebut diselundupkan.

Baca Juga: Jahat, Hanya Karena Ganggu Ayam Piaraan, Mata Kiri Kucing Ditembak Senapan Angin

"Berarti yang punya selisih itulah yang entah dicuri, atau dia sendiri yang membuang. Kemudian kalau ternyata dia balance, berarti dari luar sistem BAPETEN yang itu adalah dari penyelundupan," ujarnya.

Penjelasan Jazi langsung disambar anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Tifatul Sembiring.

"Maaf ya, yang ditanyakan sebelumnya, Bapak menceritakan yang sudahnya," sergah Tifatul.

Tifatul meminta penegasan BAPETEN, darimana APETEN tahu di Komplek BATAN Indah itu ada radioaktif.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah, Tangerang Selatan Launching Rangkaian Kegiatan Munas VI APEKSI

"Kok di media kata warga, memang warga punya alat ukuran yang Bapak punya tadi?" Tambahnya.

Menjawab Tifatul, Jazi mengatakan, BAPETEN dapat mengetahui adanya radioaktif di Batan Indah melalui alat detektor.

"Kita punya mobile detector, kemudian kita lakukan pengujian. Jalan dari Bapeten ke Pamulang, akhirnya tiba-tiba mereka memutuskan untuk masuk Batan Indah, dan itu terdeteksi tinggi," jawab Jazi.

"Itu rutin? Tahu-tahu kok ke Batan Indah? Deteksi awalnya seperti apa? Jika dikatakan suatu kebetulan, ini berbahaya tapi kok bisa kebetulan?" cecar Tifatul.

Baca Juga: TGPF Temukan Data Keberadaan Harun Masiku di Imigrasi Tak Sinkron

Menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Jazi mengatakan tak tahu soal asal-usul radioaktif di Batan Indah. Dia mengatakan selama ini Bapeten tak memiliki kewajiban melakukan pengujian nuklir.

"Saya juga nggak tahu, karena tahun lalu mereka tidak ke... kita tidak punya kewajiban juga untuk melakukan itu. Sebetulnya karena rezim kita masih keselamatan nuklir, belum keamanan nuklir, Undang-Undang 10/1997, tidak punya kewajiban," imbuhnya.

Tifatul lalu mengingatkan, bahwa soal nuklir ini tidak main-main. Efek radiasi bisa menyebabkan mutasi gen.
"Harus jelas, langkah selanjutnya untuk menemukan yang bawa limbah itu, apa? Siapa yang bawa limbah radioaktif itu? Kenapa dibuang disitu?" tandas Tifatul. (*)

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x