SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sulit diandalkan untuk mewujudkan presidential threshold 0 persen.
Karenanya, Fadli Zon meminta agar masyarakat sipil, pers, hingga mahasiswa untuk bergerak. Hal itu dinilainya lebih efektif untuk mewujudkan perubahan presidential threshold.
Hal tersebut diutarakan langsung oleh Fadli Zon melalui sebuah diskusi virtual pada Minggu, 12 Desember 2021 lalu.
Baca Juga: PDIP Kukuh Pertahankan Presidential Threshold, Refly Harun: Terlalu Lebay
Lebih lanjut, Fadli Zon mengungkapkan bahwa saat ini kekuatan eksekutif terlalu mendominasi di DPR. Menurutnya, hal itu telah melumpuhkan fungsi pengawasan legislatif.
Oleh sebab itu, Fadli Zon mengimbau agar masyarakat bersatu untuk melawan konsolidasi oligarkis dan menghapuskan presidential threshold.
Menanggapi pernyataan Anggota Komisi I DPR RI itu, Pakar hukum tata negara Refly Harun pun turut berkomentar.
Refly Harun mengatakan, Fadli Zon pasti paham agenda tersembunyi dari diterapkannya presidential threshold.
"Ini adalah soal penguasaan, soal rezim, soal percukongan, soal perbisnisan, soal perpolitikan, dan masih banyak lainnya. Efek dari 0 persen ini. Dan saya sepenuhnya setuju orang seperti Fadli Zon pasti paham betul apa agenda tersembunyi yang gampang dilihat dari penerapan presidential threshold itu," kata Refly Harun, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Refly Harun pada Sabtu, 18 Desember 2021.
Refly Harun menduga, presidential threshold ditujukan untuk memelihara kekuasaan oligarki, baik oligarki politik maupun oligarki bisnis.
Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menuturkan, presidential threshold telah membatasi tokoh untuk mencalonkan diri sebagai Capres dan Cawapres. Padahal, Indonesia membutuhkan tokoh yang berkompeten.
"Siapa yang menjadi calon presiden 2014, 2019 hanya ditentukan dua orang saja. Jadi, how come negara sebesar ini hanya ditentukan beberapa orang saja ketika memilih pemimpin?" ujarnya.
"Padahal, tentunya kita menginginkan stok pemimpin yang memang betul-betul keren cadas, betul-betul cadas, betul-betul memiliki kemampuan luar biasa, primus inter pares, orang yang paling hebat di Republik ini, yang tentu saja yang kit harapkan betul-betul pemimpin yang lahir dari rahim rakyat, punya kecerdasan luar biasa, punya kemampuan luar biasa," sambungnya.
Dia menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur dan amanah.***