Emil Salim Sebut Hujan di Masa Kini Ditakuti karena Bawa Petaka, Netizen Singgung Deforestasi di Indonesia

- 8 Desember 2021, 11:08 WIB
Emil Salim menyebut hujan di masa kini ditakuti karena membawa petaka.
Emil Salim menyebut hujan di masa kini ditakuti karena membawa petaka. /Twitter/@emilsalim2010

SEPUTARTANGSEL.COM - Cendekiawan Profesor Emil Salim membagikan ceritanya mengenai derasnya intensitas hujan yang mengguyur Indonesia.

Emil Salim menuturkan ketika hujan deras turun semasa kecil, dirinya bersama anak-anak lainnya dipenuhi rasa gembira menyambut hujan untuk mandi bertelanjang dada.

Pasalnya, Emil Salim mengungkapkan hujan yang berupa air ketika membasahi tanah dan padi melambangkan pangkal kemakmuran.

Baca Juga: Tanggapi UU Cipta Kerja Inkonstitusional Bersyarat, Emil Salim: Tidak Perlu Ditanggapi Sebagai Antipemerintah

Hal itu diungkapkan oleh Emil Salim melalui cuitan di akun Twitter pribadinya pada Selasa, 7 Desember 2021.

"Dulu jika hujan deras turun, kami anak2 penuh gembira bermandi telanjang & semua menyambutnya gembira. Karena hujan berarti air. Dan tanah + air + padi = pangkal kemakmuran," tulis Emil Salim, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @emilsalim2010, Rabu, 8 Desember 2021.

Menteri Perhubungan pada Kabinet Pembangunan II 1973-1978 itu mengatakan berdasarkan pengalamannya dulu, hujan selalu disambut gembira.

Namun, dia menyampaikan di masa kini hujan justru menjadi sesuatu hal yang ditakuti.

Baca Juga: Banjir Bandang Garut Jawa Barat, Lebih dari 100 KK Harus Mengungsi

Pasalnya, hujan di masa kini kerap mengakibatkan banjir, longsor, dan petaka.

"Hujan disambut gembira. Itu pengalaman dulu. Kini hujan ditakuti, karena bawa banjir, longsor & petaka!" ujarnya.

Pernyataan Emil Salim itu mendapatkan berbagai tanggapan dari netizen. Ada yang menyinggung soal deforestasi, ada yang mengatakan hujan sebagai rahmat, hingga mengingat masa Orde Baru.

"Betul Prof., ngga di kota ngga di desa terjadi banjir, karena pembangunan tidak boleh berhenti akibat deforestasi," tulis akun @Boediantar4.

Baca Juga: Jokowi Berdalih Soal Banjir Sintang, Greenpeace: Peraturan dan UU Pemerintah Justru Perburuk Kerusakan

"Hujan adalah rahmat... Semua menjadi rahmat bagi orang2 yang berfikir!! Menjadikan setiap kejadian sebagai pembelajaran dan mengambil hikmah dari setiap kejadian itu untuk merubah diri menjadi lebih baik," tulis akun @petrugasparTAI.

"Hutan Indonesia diawal tahun 70 an dibabat habis, kayu dieksport hutan ditelantarkan. Akibatnya hujan menjadi malapetaka, banjir dan longsor," tulis akun @HendiUnpad74.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang dilihat oleh SeputarTangsel.Com dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu, 8 Desember 2021, bencana di Indonesia sepanjang 2021 berjumlah sebesar 3.511 kasus.

Dari 3.511 bencana itu, bencana banjir menyumbang angka sebesar 986 kasus, sementara tanah longsor sebesar 905 kasus. Dua komposisi tersebut merupakan bencana dengan paling tinggi di Indonesia sepanjang tahun 2021.***

Editor: Asep Saripudin


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x