Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Xevudy (Sotrovimab) merupakan obat Covid-19 yang dikembangkan perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK) dan Vir Biotechnology, yang telah mendapatkan izin pemasaran bersyarat dari Badan Regulator Keamanan Obat dan Produk Kesehatan Inggris (MRHA).
Izin tersebut diberikan setelah uji klinis fase III Obat Covid-19 Xevudy menunjukan hasil yang bagus.
CEO Vir Biotechnology, George Scangos meyakini obat tersebut dapat melawan Covid-19, Xevudy bahkan diklaim sebagai obat yang efektif untuk melawan varian baru virus corona, Omicron.
"Kami yakin Sotrovimab dapat berlanjut menjadi alat untuk melawan COVID-19. Kami akan membuat Sotrovimab (Xevudy) tersedia untuk pasien di Inggris dan meningkatkan akses ke seluruh dunia," tutur George dikutip SeputarTangsel.Com dari ANTARA pada Selasa, 7 Desember 2021.
Baca Juga: ARMY Heboh Member BTS Punya Akun Instagram, Berikut Daftar Akunnya
Dari hasil uji klinis fase III yang dirilis, Xevudy dikatakan telah mengurangi risiko rawat inap dan kematian sebesar 79 persen hingga hari ke-29 pada periode pelaksanaan Agustus 2020 - November 2021.
Pengujian yang dilakukan kepada 1.057 orang peserta tersebut, menghasilkan reaksi hipersensitivitas hanya sekitar 2 persen saja.
Reaksi hipersensitivitas dari mengkonsumsi obat tersebut umumnya terjadi dalam 24 jam setelah dikonsumsi, dengan gejala seperti mual, menggigil, pusing, dan ruam.
Obat Xevundy ini sendiri bekerja dengan cara mengikat protein spike virus SARS-CoV-2 dan mencegah virus Corona di dalam tubuh untuk bereplikasi.
Lebih lanjut, penggunaan obat tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara diencerkan terlebih dahulu sebelum disuntikan secara intravena melalui infus dalam dosis 500 mg selama 30 menit.
Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas, Status Masih Waspada
Namun, berdasarkan hasil uji klinis fase III tidak semua penderita Covid-19 dapat menggunakan obat Xevundy untuk penyembuhan.
Ada syarat-syarat yang harus terpenuhi, yakni pasien positif Covid-19 berusia di atas 12 tahun dengan berat badan lebih dari 40 kg.
Serta memiliki gejala ringan sampai sedang dan tidak tengah menggunakan dukungan oksigen, juga bagi penderita berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 yang lebih parah.***
