Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Gunung Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember 2021 sore hari.
Hal ini menyebabkan sebanyak 30.523 pelanggan PLN di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terdampak langsung erupsi Gunung Semeru.
Ini terjadi lantaran mereka berada di bawah naungan 112 gardu pada Penyulang Pronojiwo yang menjadi bagian dari PLN ULP Tempeh.
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Gubernur Jatim Khofifah Minta Masyarakat Terdekat Lakukan Evakuasi
Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur A. Rasyid Naja mengatakan, dari total pelanggan yang terdampak, aliran listrik untuk 7.508 pelanggan sudah menyala, karena PLN telah berhasil menyalakan 30 gardu.
Dia mengungkapkan, PLN saat ini fokus mengamankan suplai listrik di wilayah Kabupaten Lumajang setelah letusan Gunung Semeru yang terjadi pada pukul 14.59 WIB.
"Saat ini akses menuju lokasi masih tertutup, akibat patahnya Jembatan Perak di Pronojiwo," kata Rasyid Naja yang dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Rumah Satu Dusun Rusak, 1 Meninggal 2 Hilang 8-10 Minta Dievakuasi
"Personel PLN akan segera mengamankan pasokan listrik di lokasi terdampak saat akses kembali dibuka, tentunya tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan seluruh personel dan berkoordinasi dengan BPBD dan TNI-Polri," sambung Rasyid Naja.
Rasyid meminta segera melapor ke contact center PLN Mobile dan PLN 123 jika melihat adanya potensi bahaya ketenagalistrikan.
Sebelumnya, Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) meletus disertai semburan awan panas guguran dan hujan abu vulkanik cukup tebal di Kabupaten Lumajang.
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Hujan Abu Vulkanik Lebat Bikin Suasana Gelap Gulita
Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto mengatakan letusan Gunung Semeru diawali dengan luncuran lahar pada pukul 13.30 WIB.
"Pada saat kejadian awal visual, Gunung Semeru tertutup kabut dan awan panas guguran mengarah ke Besuk Kobokan. Hingga kini kejadian itu masih berlangsung," ungkap Kristianto.***
