Reuni 212 Dihalangi, Nicho Silalahi Heran: Mereka yang Datang dengan Makar Malah Kalian Kawal dan Lindungi

- 3 Desember 2021, 15:25 WIB
Polda Metro Jaya melakukan penutupan dan pengalihan arus jalan untuk menghalangi  aksi Reuni 212
Polda Metro Jaya melakukan penutupan dan pengalihan arus jalan untuk menghalangi aksi Reuni 212 /Twitter/@TMCPoldaMetro/

SEPUTARTANGSEL.COM - Aktivis media sosial, Nicho Silalahi terus lantang mengkritik kebijakan pemerintah yang menghalangi Reuni 212.

Nicho Silalahi menyoroti para peserta Reuni 212 datang dengan cinta dan kedamaian dihalangi dan diusir.

Dia membandingkannya dengan aksi makar dengan membawa bendera Bintang Kejora yang dikawal aparat. Menurut Nicho Silalahi, aparat merusak demokrasi.

Baca Juga: Sindir Penutupan Akses Reuni 212 ke Patung Kuda, Nicho Silalahi: Karena Tidak Sesuai Keinginan Penguasa

"Ketika para peserta #AksiSuperDamai212 datang dengan cinta dan kedamaian, malah kalian halangi dan usir. Sedangkan mereka yang datang dengan makar dan mengibarkan benderanya malah kalian kawal dan lindungi," ungkap  Nicho_Silalahi sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com, Jumat 3 Desember 2021.

"Semakin nyata sekarang, bahwa kalianlah yang merusak demokrasi ini," sambung Nicho Silalahi.

Dalam cuitan selanjutnya Nicho Silalahi mengatakan, jika aparat dan pemerintah masih terus melakukan upaya-upaya pembungkaman, cepat atau lambat rakyat akan bergerak dan melawan menggunakan senjata. 

Baca Juga: Polisi Sebut Reuni 212 Termasuk Unsur Tindak Pidana, Rocky Gerung Bandingkan dengan Kerumunan Presiden Jokowi

"Cukup Timtim yang telah lepas, ketika perlawanan dengan toa berubah menjadi perlawanan bersenjata," ungkap Nicho Silalahi.

Aksi makar yang dimaksud Nicho Silalahi di atas adalah unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), yang digelar Rabu 1 Desember 2021 di area Patung Kuda, Monas, Jakarta.

Unjuk rasa diselenggarakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tidak hanya di Jakarta, mereka mengadakan secara serentak di Yogyakarta, Surabaya, Kupang, Ambon, dan Makassar. 

Baca Juga: Sambut Seruan Nicho Silalahi Soal Reuni PA 212, Dokter Eva: Negara Tidak Sedang Baik-baik Saja

Tuntutan AMP dan FRI-WP, yakni pelaksanaan referendum bagi rakyat Papua, menolak ekonomi khusus, dan penarikan militer. 

Unjuk rasa yang jelas-jelas menuntuk kemerdekaan dan melepaskan tanah Papua dari NKRI mendapat izin dari aparat untuk dilaksanakan. Bahkan, terlihat mereka melakukan pengawalan dan perlindungan kepada peserta aksi. ***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah