SEPUTARTANGSEL.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengungkapkan cerita ketika dirinya berjualan kue dan menjadi loper koran.
Hal tersebut disampaikan ketika Jenderal Dudung Abdurachman menjadi bintang tamu di podcast yang diunggah kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Selasa, 30 November 2021.
"Karena susah, jadi kan waktu SMP tahun 1981 tu bapak saya meninggal, ya anaknya tu kan delapan, nah ekonomi udah jelas lah itu hanya PNS golongan 3 di Bekang," ungkap Jenderal Dudung Abdurachman yang dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Selasa, 30 November 2021.
Baca Juga: Tegur KSAD Dudung yang Sebut Tuhan Bukan Orang Arab, Habib Abubakar Assegaf: Tidak Perlu Bikin Gaduh
"Kemudian paling besar tuh baru kuliah, nah kemudian saya lihat kasihan ibu ni kan, saya punya adik perempuan dua," sambung Jenderal Dudung Abdurachman.
Jenderal Dudung mengatakan, dirinya disuruh berjualan oleh sang ibu untuk membantu perekonomian keluarga.
Bahkan dia ikut kerja dengan tetangganya yang bernama Bu Ma'mun untuk mengantarkan kue.
"Ya saya sepeninggalnya bapak, saya disuruh jualan sama ibu seperti kerupuk mentah, kemudian jualan kerupuk terasi, kemudian saya ikut ke tetangga, ada namanya Bu Ma'mun itu sering jualan kue-kue," kata Jenderal Dudung Abdurachman.
Selain itu, Jenderal Dudung yang mengantarkan kue bersama Ateng, anaknya Bu Ma'mun sering berharap dagangan kue yang diantarkan tidak habis terjual agar dia bisa memakan kue tersebut.
"Harapan kita ni kalau ngambil ke warung mana, 'mudah-mudahan ada yang gak laku', sisa dua tiga kan dimakan sama kita, nanti pulang 'yaudah sisanya dua biji ya Ateng sama Dudung aja satu-satu dimakan," ujar Jenderal Dudung Abdurachman.
Jenderal Dudung pun menceritakan pengalamannya menjadi loper koran.
Dia mempraktekkan bagaimana cara mengantarkan koran hingga sampai ke tangan pelanggan.
"Terus udah mau SMA saya baru nganter koran," kata Jenderal Dudung Abdurachman.
"Itu kan korannya tuh ditaruh di stang sepeda itu, kasih tali rapia baru jalan," sambung Jenderal Dudung Abdurachman.
Kemudian Jenderal Dudung keliling mengantar koran dengan mengendarai sepeda yang tidak memiliki rem.
"Sepeda kan remnya tuh gak ada tuh, jadi remnya tuh sendal jepit bekas itu, ya karena remnya rusak, pedalnya aja udah gak ada, udah tinggal besinya doang," ungkap Jenderal Dudung Abdurachman.
"Jadi remnya itu sendal bekas, ditempelkan di atasnya itu, jadi kalau ngerem tinggal diinjek aja sama kita, sendal jepit," tambah Jenderal Dudung Abdurachman.
Karena sekolah pada siang hari, setelah pulang mengantar koran, Jenderal Dudung langsung mengantar kue jualan ibunya.
Akan tetapi Jenderal Dudung merasa malu jika bertemu satu kelasnya yang memiliki ekonomi yang baik.
Bahkan dengan tertawa, Jendral Dudung mengungkapkan sering bersembunyi di pohon kenari ketika bertemu teman sekolahnya yang sedang berangkat untuk kursus.***