"Kita butuh 1-2 minggu ke depan untuk mempelajari lagi bagaimana efek Omicron ini terhadap vaksin dan antibodi yang terbentuk dari inveksi alamiah. Karena banyaknya mutasi yang menyasar antibodi untuk mengenali virus Covid-19," jelas Luhut.
Luhut juga menyebut bahwa varian Omicron yang pertama kali dikenali di Afrika Selatan dan Boswana telah ditemukan juga di Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia dan Hongkong.
WHO sendiri telah mengumumkan varian ini mengandung 50 mutasi yang dapat mempengaruhi kecepatan penularan dan kemampuan virus untuk menghindari antibodi yang dibentuk oleh vaksin atau antibodi alamiah tubuh dari inveksi Covid-19.
Pemerintah sendiri membutuhkan satu hingga dua minggu ke depan untuk mempelajarinya, karena banyaknya mutasi yang menyasar antibodi untuk mengenali Covid-19.
Selain menyampaikan respons Pemerintah terhadap varian Omicron, Luhut juga menyebut bahwa perkembangan kasus Covid di Indonesia hingga saat ini terdapat 275 kasus baru dan 1 kasus fatality.
"Kita tetap waspada menghadapi Omicron dan tetap menjalankan prokes dengan disiplin," tutup Luhut. ***