SEPUTARTANGSEL.COM - Putri Presiden RI pertama Ir. Soekarno dan Ratna Sari Dewi, Kartika Soekarno meyakini bahwa peristiwa G30S pada 56 tahun silam bukan ulah komunis.
Putri Soekarno mengatakan, berdasarkan sejumlah dokumen yang baru-baru ini dibuka, Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat, CIA telah mengawasi sang Proklamator sejak tahun 1950.
Karena hal tersebut, putri Soekarno yakin bahwa Amerika Serikat, Inggris, dan Australia merupakan dalang di balik peristiwa pemberontakan tersebut.
"Nasib tragis ayah saya dialami oleh jutaan orang Indonesia yang hidupnya dihancurkan oleh kudeta militer berdarah tahun 1965, yang saya yakini didukung oleh pemerintah Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Dari dokumen-dokumen yang baru-baru ini dibuka, kami menemukan bahwa, mulai tahun 1950an, CIA terus mengawasi Soekarno," kata Kartika, dilansir SeputarTangsel.com dari The Guardian pada Senin, 15 November 2021.
Putri Soekarno menduga, Inggris mengambing hitamkan orang-orang komunis di balik pembunuhan massal dan membuat mereka bertanggung jawab atas pembunuhan enam jenderal TNI kala itu.
Menurutnya, Soekarno tahu bahwa keenam jenderal tersebut tidak dibunuh oleh komunis. Dia bahkan menyebut sang ayah telah melihat maksud pemerintah Inggris dan Amerika Serikat untuk menggulingkannya.
"Ayahku tahu komunis tidak membunuh enam jenderalnya, dia juga tahu maksud pemerintah Inggris dan Amerika untuk melihatnya digulingkan," ujarnya.