Saat ditanya bagaiman proses transfernya hingga tak terdeteksi, Munir mengaku menggunakan banyak rekening.
"Transfer melalui bank yang bermacam-macam. Hanya saja, kita beli rekening hantu-hantu. Kita dapat buku tabungan, ATM, dan no SIM card buat e-banking. Belinya di internet dan kebanyakan bank pemerintah," jelasnya.
Munir juga mengakui awalnya rencana dana yang dihasilkan untuk membantu keluarga para teroris yang tertangkap.
"Bukan khusus untuk aksi di Solo saja," jelas Munir.
Baca Juga: Roehana Koeddoes, Perempuan Wartawan Pertama Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Awalnya pada Januari 2016 saat tragedi di Thamrin, banyak teroris tertangkap dan keluarganya terlantar.
"Sehingga kita membuat aksi dalam sel-sel kecil agar tak mudah diketahui," tutupnya. ***