SEPUTARTANGSEL.COM – Polemik bisnis PCR terus berlanjut. Apalagi kini diketahui ada dua nama menteri di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang ikut dikaitkan, yakni Erick Thohir dan Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya sudah membantah isu yang beredar. Dia dengan tegas menolak disebut mengambil untung dari bisnis PCR, meski dalam bentuk dividen.
Menanggapi hal ini, Aktivis Nicho Silalahi mengatakan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan sangatlah jujur.
“Jujur benar si Luhut. Die tidak ambil sedikit pun keuntungan bisnis PCR, meski dalam bentuk dividen,” ujar Nicho Silalahi sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @Nicho_Silalahi, Kamis 4 November 2021.
“Ya iyalah, mana mungkin mau ambil dikit, tapi kalau ambil banyak mau kan, Luhut?” sambungnya.
Masih dalam cuitan yang sama, Nicho Silalahi juga menegaskan, yang mengambil keuntungan memang bukan Luhut Binsar Pandjaitan secara pribadi atau sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves). Keuntungan yang dimaksud, tentu saja untuk perusahaan yang di dalamnya ada nama Luhut.
“Lagian lo kan emang nggak nyari keuntungan. Tapi yang nyari keuntungan perusahaan elo. Ya kan, Luhut?” pungkas Nicho Silalahi.
Sebagai informasi, Luhut Binsar Pandjaitan diduga terlibat dalam bisnis tes PCR. Hal tersebut dikarenakan, dua perusahaan miliknya, yakni PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi mempunyai saham di Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Lab.
GSI memang didirikan oleh Luhut pada tahun 2020 dengan tujuan membantu pemerintah dalam mempercepat penanganan Covid-19.
“Tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtera di GSI. Apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan. Agar harga tes PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat,” ujar Jodi Mahardi, Juru Bicara Menko Marves.
Dalam penjelasannya, Jodi mengatakan, kelompok bisnis yang terkait dengan GSi adalah pengusaha mapan dan bergerak di sektor energi. Itu sebabnya, GSI tidak dibentuk untuk mencari keuntungan bagi pemegang saham dan bertujuan mewujudkan aksi kewirausahaan sosial. ***