SEPUTARTANGSEL.COM – Video aksi polisi kembali viral di media sosial, Senin 25 Oktober 2021. Kali ini, rekaman dalam video yang diambil dari CCTV melibatkan Kapolres Nunukan, Kalimantan Barat yang diduga aniaya anak buah.
Dalam video yang berdurasi sekitar 44 detik tersebut, terlihat seorang yang diduga sebagai Kapolres Nunukan menendang dua kali anak buahnya, sementara orang-orang di sekitarnya tidak melakukan apapun.
Berdasarkan pantauan SeputarTangsel.Com, beberapa akun mengunggah video CCTV dianggap Kapolres Nunukan aniaya anak buah tersebut. Di antaranya adalah akun Twitter @ndorokakung dan Mustafa Nahrawardaya @TofaTofa_id.
Baca Juga: Viral Tuduh FPI pada Pria yang Tolak Vaksin, Dokter Eva Sri Diana: Kami Rakyat, Bukan Pengkhianat
Dalam unggahannya, Humas Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya mengatakan, video itu mengingatkannya pada CCTV KM50. Dia mengatakan, CCTV yang seharusnya dapat menjadi saksi atas apa yang terjadi terhadap anggota FPI yang tewas di KM50 tersebut tidak dapat diakses.
“Inilah fungsi CCTV. Aksi oknum (entah oknum ke berapa) Kapolres Nunukan terhadap anak buahnya. Terekam CCTV-nya sendiri,” ujar Mustofa Nahrawardaya sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @TofaTofa_id, Selasa 26 Oktober 2021.
“Jadi ingat CCTV KM50 yang tak bisa diakses. Tapi, Allah SWT melihat semua peristiwa,” sambungnya.
Masih dalam cuitan yang sama, Mustofa Nahrawardaya mengungkapkan, CCTV hanya saksi untuk urusan dunia, sementara CCTV akhirat pasti ada.
Cuitan Mustofa Nahrawardaya yang disertai dengan video tersebut mendapat tanggapan dari netizen. Saat berita ini diturunkan, video itu sudah ditonton lebih dari 16 ribu kali.
Sebagian besar sangat menyayangkan sikap Polri yang belakangan ini sering berkelakuan kasar.
“Ya Allah, anak buah kok ditendang-tendangin kek gitu. Apa para polisi kita pada stres Mengapa membuat banyak saja 'oknum' yang berkelakukan kasar dan temperamental,” kata akun @IramawatiOemar.
“Tes psikologisnya dulu gimana, sih? Apa tidak ada pemeriksaan psrikologi rutin tiap tahun atau minimal saat mau naik pangkat,” sambung akun @IramawatiOemar.
“Apakah karena langsung di bawah 'asuhan' orang nomor 1 di negeri ini??? Jadi merasa paling benar sendiri?? Piye iki?” ujar akun @OchaAsmajoyo.***