Usai Lihat Tutupan Hutan di Papua, Kaka Slank Minta Setop Pembukaan Lahan: Cukupkan Sekarang Juga!

- 23 September 2021, 10:49 WIB
Akhadi Wira Satriaji atau Kaka Slank meminta pembukaan lahan dan hutan di Papua dihentikan.
Akhadi Wira Satriaji atau Kaka Slank meminta pembukaan lahan dan hutan di Papua dihentikan. /Tangkapan Layar YouTube Musik Slank

SEPUTARTANGSEL.COM - Vokalis grup musik Slank, Akhadi Wira Satriaji atau lebih dikenal dengan nama Kaka meminta pembukaan lahan dan Hutan di Papua segera dihentikan.

Menurut Kaka, pemberhentian pembukaan lahan dan hutan itu perlu dilakukan agar dapat menyelamatkan paru-paru dunia yang salah satunya ada di Papua, Indonesia.

Hal itu disampaikan Kaka usai melihat hutan Papua yang terbentang luas dari Merauke sampai Jayapura dari udara di Sentani, Jayapura pada Rabu, 22 September 2021.

Baca Juga: Miris, ASN Pemkab Yahukimo Ditangkap Satgas Nemangkawi Karena Suplai Senjata ke KNPB

"Banyak yang bilang paru-paru dunia itu ada di Amerika Selatan dan di Indonesia. Salah satunya di Papua, dan dua-duanya terkikis," kata Kaka, dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Kamis, 23 September 2021.

Kaka mengungkapkan bahwa nasib kerapatan hutan di Papua tergantung pada masyarakat Indonesia sendiri yang ingin menjaga keberadaannya atau justru sebaliknya.

Menurutnya, jika masyarakat Indonesia ingin kerapatan hutan di Papua terselamatkan sebagai salah satu paru-paru dunia, maka pembukaan lahan dan hutan di wilayah tersebut dihentikan secepatnya.

"Maksudnya disetop, dicukupkan sekarang juga," ungkapnya.

Baca Juga: Masa Jabatan Anies Baswedan Habis Sebelum 2024, Ferdinand Hutahaean: Presiden Akan Pilih Heru Budi Hartono

Di sisi lain, CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar mengatakan pihaknya rutin melakukan kegiatan melihat tutupan hutan guna mengetahui kondisi aktual di lapangan.

Bustar menuturkan sebagian besar wilayah di Papua masih berupa hutan alam yang masih sangat bagus.

Namun, dia menyindir program dari pemerintah yang justru menjadikan lahan dan hutan di Papua sebagai wilayah food estate dan perluasan perkebunan kelapa sawit yang dialokasikan hingga dua juta hektare di Merauke.

Menurutnya, jika lahan dan hutan di Papua dibuka, maka akan mengakibatkan besarnya emisi yang akan keluar dari daerah tersebut.

Baca Juga: Hati-hati! Sri Mulyani Beberkan Modus Penipuan Melalui Telepon Mengatasnamakan Bea Cukai

"Kebayang kalau itu semua dibuka, emisi yang akan keluar dari hutan-hutan itu akan besar sekali," ujar Bustar.

Lebih lanjut, dia mengkhawatirkan bila lahan dan hutan terus-menerus dibuka, akan berdampak pada rusaknya hutan dengan skala besar-besaran.

Terlebih, dengan adanya pembukaan tersebut belum tentu masyarakat yang berada di Merauke hingga Boven Digoel dapat merasakan dampaknya positifnya secara langsung.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini