Kasus Covid-19 Varian Mu Belum Ditemukan di Indonesia, Ini Strategi Pemerintah dalam Upaya Pencegahan

- 8 September 2021, 13:15 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Mu.
Ilustrasi Covid-19 varian Mu. /TheDigitalArtist/Pixabay

SEPUTARTANGSEL.COM - Kasus Covid-19 kembali memunculkan varian baru yang disebut varian Mu.

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih berupaya untuk mencegah virus varian Mu tersebut masuk ke dalam negeri.

Berdasarkan data Whole Genome Sequencing varian Mu ini belum ditemukan di Indonesia setidaknya hingga 6 September 2021 lalu.

Baca Juga: Rapat Evaluasi PPKM, Jokowi : Covid-19 Tidak Mungkin Hilang Total

"Data Whole Genome Sequencing per 6 September 2021, menyebutkan bahwa varian ini tidak ditemukan di Indonesia," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip SeputarTangsel.com di YouTube BNPB Indonesia pada Selasa, 7 September 2021.

Meski begitu, pemerintah tetap berupaya untuk mencegah varian Mu dari luar negeri masuk ke Indonesia.

Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya terus melakukan pengetatan karantina internasional, entry dan exit testing, serta persyaratan vaksin yang wajib dimiliki pengunjung dari luar negeri.

Baca Juga: WHO Terus Pantau Varian Virus Covid-19 Baru yang Diberi Nama Mu

Selain itu pemerintah juga terus melakukan vaksinasi kepada masyarakat serta membuat kebijakan menyeluruh guna menekan kasus penularan Covid-19 di dalam negeri.

Prof. Wiku juga menekankan kepada masyarakat untuk turut berperan aktif dengan menjalankan protokol kesehatan 3M serta vaksinasi.

Varian Mu atau disebut juga varian B1621 ini sendiri merupakan varian baru yang pertama kali ditemukan di Columbia pada Januari 2021 lalu, yang masuk ke dalam kategori Variant of Interest (VOI).

Baca Juga: Sempat Sukses Hadapi Pandemi, Kini Covid-19 Vietnam Melonjak, Alvin Lie: Kita Tak Boleh Lengah dan Sembrono

Menurut Prof. Wiku, varian yang masuk ke dalam kategori VOI ini merupakan varian yang mengalami perubahan pada susunan genetikanya, dan perubahan yang dialami tersebut diprediksi akan mempengaruhi karakteristik virus.

"Dengan demikian indikasi karakteristik Mu seperti lebih ganas dibanding delta atau dapat menghindari kekebalan tubuh, masih merupakan perkiraan dan masih diteliti lebih dalam" ujar Prof. Wiku.

Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) juga telah menetapkan varian Mu sebagai varian yang diamati, sejak 30 Agustus 2021 lalu dan masih terus dilakukan pengamatan hingga saat ini.***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini