Vaksinasi Covid-19 Diisukan Picu Kematian Setelah 2 Tahun dan Munculkan Varian Baru, Simak Faktanya

- 11 Agustus 2021, 13:05 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /Pixabay/Geralt
SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Salah satu upaya pemerintah untuk menghentikan penularan Covid-19 di Indonesia adalah dengan melakukan kebijakan vaksinasi Covid-19.

Di tengah upaya pemerintah melakukan vaksinasi Covid-19, beredar sebuah isu yang mengabarkan bahwa vaksinasi Covid-19 akan memicu kematian bagi orang yang telah divaksinasi setelah dua tahun.
 
Isu itu juga mengabarkan bahwa vaksinasi Covid-19 dapat memunculkan varian baru.

Isu itu menyebut Peraih Hadiah Nobel Luc Montagnier asal Prancis telah mengonfimasi bahwa semua orang yang divaksinasi akan mati dalam dua tahun dan dapat menyebabkan munculnya varian baru.

Isu tersebut beredar secara luas melalui pesan berantai di WhatsApp dengan disertai tautan www.lifesitenews.com dengan judul berita 'Nobel Prize winner: Mass COVID vaccination  an ‘unacceptable mistake’.
Baca Juga: Tas Louis Vuittonnya Hilang, Doni Salmanan Janjikan Imbalan Besar Bagi yang Temukan dan Mengembalikan

"BREAKING NEWS: Semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun," tulis narasi dalam pesan tersebut, dikutip SeputarTangsel.Com dari laman resmi Covid-19, Rabu, 11 Agustus 2021.
Tangkap layar pesan berantai isu vaksinasi Covid-19 dapat picu kematian dan munculkan varian baru/Laman resmi turnbackhoax
Tangkap layar pesan berantai isu vaksinasi Covid-19 dapat picu kematian dan munculkan varian baru/Laman resmi turnbackhoax


Pesan itu juga mengatakan bahwa Pemenang Hadiah Nobel Luc Montagnier telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada kesempatan untuk bertahan hidup bagi orang-orang yang telah menerima segala bentuk vaksin.

"Dalam wawancara yang mengejutkan, ahli virologi top dunia menyatakan dengan kosong: “tidak ada harapan, dan tidak ada pengobatan yang mungkin bagi mereka yang telah divaksinasi. Kita harus siap untuk membakar mayat," lanjut narasi itu.
Baca Juga: Konflik AS dan China Atas Taiwan Dapat Mempercepat Perang Terbuka

Bahkan, pesan itu juga menyebutkan Luc Montagnier mengungkapkan bahwa setiap orang yang telah divaksin akan mati karena peningkatan yang bergantung pada antibodi.

"Mereka semua akan mati karena peningkatan yang bergantung pada antibodi. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan,” tutup narasi itu.

Namun, setelah ditelusuri oleh SeputarTangsel.Com, isu yang mengabarkan bahwa vaksinasi Covid-19 akan memicu kematian bagi orang yang sudah divaksinasi setelah dua tahun dan dapat memunculkan varian baru adalah tidak benar atau hoax.
Baca Juga: BPUM Tahap 3 Cair, Gunakan KTP Anda untuk Dapatkan BLT UMKM Rp1,2 Juta Melalui Bank BRI dan BNI di Link Ini

Faktanya, tidak ada pernyataan dari Ali Virologi dan Peraih Nobel di bidang Kedokteran dan Fisiologi asal Prancis, Luc Montagnier yang tercantum dalam berita tersebut.

Hal ini juga telah dibantah oleh Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa, 3 Agustus 2021.

Wiku mengatakan pernyataan Luc Montagnier yang mengatakan orang yang divaksinasi Covid-19 akan mengalami kematian setelah dua tahun adalah keliru.
Baca Juga: Tugu Pamulang yang Bolak-balik Viral Segera Direnovasi, Gubernur Banten Wahidin Halim Gelar Sayembara

"Kutipan itu secara keliru dikaitkan dengan Montagnier dalam meme berita palsu yang telah beredar secara luas," kata Wiku, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 11 Agustus 2021.

Dia juga membantah bahwa vaksinasi Covid-19 dapat menyebabkan munculnya varian baru.

Hal itu dijelaskan Wiku dengan mengutip pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa vaksinasi tidak menyebabkan terjadinya mutasi virus menjadi varian baru.
Baca Juga: Luhut Sebut Masyarakat Bertahun-tahun Pakai Masker, Gus Umar: Kami Harus Hidup Bertahun-tahun dengan Anda

"Mutasi terjadi karena virus memperbanyak diri pada inang hidup. Pada vaksin, virus yang dipakai adalah virus yang sudah dimatikan. Virus yang tidak utuh, dan virus yang sudah dirancang sehingga tidak mampu memperbanyak diri dalam tubuh," ungkapnya.

Selain itu, Wiku juga mengingatkan masyarakat untuk bijak dan selektif dalam memilih informasi agar tidak terjadi, khususnya informasi yang dapat menghambat penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia.***

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x