Anggota KPI Pusat Diduga Alami Perundungan dan Pelecehan Oleh Sesama Rekan Kerja di Lingkungan Kantor

- 2 September 2021, 09:17 WIB
Ilustrai perundungan dan pelecehan yang menipa seorang anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.
Ilustrai perundungan dan pelecehan yang menipa seorang anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat. /Pixabay/kalh/

SEPUTARTANGSEL.COM - Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat berinisial MS mengaku menjadi korban perundungan dan pelecehan yang diduga dilakukan oleh sesama rekan kerjanya.

Korban menceritakan perundungan dan pelecehan yang diterimanya sudah terjadi di KPI Pusat sejak tahun 2012 silam.

Dia menuturkan kerap mengalami perundungan dan diintimidasi oleh rekan kerjanya di KPI Pusat secara bersama-sama yang membuatnya merasa tidak berdaya.

Baca Juga: Gofar Hilman Beberkan Kelanjutan Kasus Tuduhan Pelecehan Seksual yang Menimpanya, Netizen: Laporin Balik!

Padahal, korban menyebut kedudukan antara dirinya dengan rekan yang diduga melakukan perundungan terhadapnya setara.

"Sepanjang 2012-2014, selama 2 tahun saya di-bully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan senior. Mereka bersama-sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya," kata MS, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Instagram @grassroot.id, Kamis, 2 September 2021.

Sejak bekerja di KPI Pusat pada 2011, korban mengungkapkan sudah tidak terhitung berbagai perundungan dan pelecahan yang diterimanya tanpa bisa melawan karena dirinya hanya sendiri, sementara rekan kerjanya beramai-ramai.

Baca Juga: KPK Sebut Atasannya Langit-langit dan Lampu, Novel Baswedan: Itu Arogansi atau Pelecehan? Malu Ah

Dia menceritakan perundungan dan pelecehan yang membuatnya trauma dan kehilangan kestabilan emosi terjadi pada tahun 2015.

Korban menuturkan, terduga perundungan dan pelecehan memegangi kepala, tangan, dan kakinya. Lalu, menelanjangi dan mencoret bagian tubuhnya dengan spidol.

"Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat?" tuturnya.

Baca Juga: Gofar Hilman Ungkap Ketidakjelasan Kasus Pelecehan yang Dituduhkan Padanya: Gue Sudah Didakwa di Ranah Sosial

Setelah kejadian itu, korban mengatakan mengalami stres yang berkepanjangan dan menyebabkan dirinya mudah jatuh sakit.

Terlebih, ketika dia memeriksakan diri ke Rumah Sakit (RS) Pelni pada 2017, korban mengalami hipersekresi cairan lambung karena trauma dan stres.

Pada tahun yang sama, korban kembali mengalami perundungan yang dilakukan oleh terduga saat acara Bimtek di Resort Prima Cipayung Bogor.

Baca Juga: Pelecehan Rasis Usai Tim Inggris Kalah di Euro 2020 Dikecam FA Hingga PM Boris Johnson

"Pada 2017, saat acara Bimtek di Resort Prima Cipayung, Bogor, pada pukul 1.30 WIB, saat tidur, mereka melempar saya ke kolam renang dan bersama-sama menertawai seolah penderitaan saya sebuah hiburan bagi mereka," ungkapnya.

Korban sempat melaporkan perundungan dan pelecehan yang diterimanya kepada pimpinannya. Alhasil, korban dipindahkan ke ruangan lain yang dianggap pimpinan tersebut diisi oleh orang-orang baik.

Namun, perundungan yang diduga dilakukan oleh rekannya itu tidak berhenti sejak MS dipindahkan.

Baca Juga: Akibat Dugaan Pelecehan Seksual, Instagram Gofar Hilman Diserbu Netizen

Korban mengatakan, tasnya dilempar keluar ruangan dan kursi yang didudukinya ditarik keluar dan ditulisi 'bangku ini tidak ada orangnya'.

"Saya makin stres dan frustasi. Saya konsultasi ke psikolog di Puskesmas Taman Sari. Hasilnya, saya divonis mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder," pungkasnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x