Sindir Wakil Rakyat, Rizal Ramli: Maraknya Mural Adalah Sebagai Pengganti DPR yang Lumpuh

- 22 Agustus 2021, 09:30 WIB
Ekonom senior Rizal Ramli menyindir DPR soal maraknya penghapusan mural oleh aparat
Ekonom senior Rizal Ramli menyindir DPR soal maraknya penghapusan mural oleh aparat /Twitter @RamliRizal/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ekonom senior, Rizal Ramli menyoroti maraknya penghapusan mural yang dilakukan oleh aparat.

Menurut Rizal Ramli, maraknya mural dilatarbelakangi oleh tidak tersalurkannya aspirasi masyarakat kepada pemerintah melalui wakil rakyat.

Rizal Ramli mengungkapkan, dalam sebuah negara demokrasi, gagasan dan suara kegelisahan masyarakat seyogyanya dapat tersalurkan melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Baca Juga: Polemik Wacana Pemilu 2024 Memanas, Rizal Ramli: Tidak Perpanjang Saja Demokrasi Terancam, Rakyat Makin Miskin

"Dalam negara demokrasi, gagasan dan suara kegelisahan itu seharusnya disalurkan lewat DPR," tulis Rizal Ramli, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @RamliRizal, Minggu, 22 Agustus 2021.

Namun, mantan Menko Perekonomian itu menyampaikan bahwa gagasan dan suara kegelisahan masyarakat tersebut tidak dapat tersalurkan.

Menurut Rizal Ramli, hal tersebut dikarenakan DPR sudah bekerja sama dengan pemerintahan eksekutif dalam kesatuan pendukung oligarki yang tidak akan membela kepentingan masyarakat.

Baca Juga: Soroti Wacana Pemilu 2024 Diundur ke 2027, Rizal Ramli: Hanya 1 Kata, Lawan!

"Tapi DPR nya sudah ‘bersatu-padu’ dengan eksekutif dalam ‘kesatuan pro-oligarki’, tidak akan membela rakyat," ungkapnya.

Dia mengatakan, maraknya mural yang muncul belakangan ini adalah hal yang wajar.

Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu, maraknya mural adalah sebagai pengganti DPR yang lumpuh karena telah bersatu dengan oligarki.

Baca Juga: Rizal Ramli Mengaku Pernah Dukung Jokowi Soal Mobil Esemka: Maaf, Ternyata Prank Nonstop

"Maraknya mural adalah sebagai  pengganti DPR yg lumpuh," katanya.

Sebelumnya, marak penghapusan mural yang dilakukan oleh aparat beberapa waktu belakangan ini. Mulai dari penghapusan mural 'Tuhan Aku Lapar', 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit', 'Wabah Kelaparan', dan Mural 'Jokowi 404: Not Found'.

Banyaknya penghapusan mural tersebut dinilai oleh sejumlah pihak sebagai bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat dan berekspresi di Indonesia.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x