SEPUTARTANGSEL.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung menilai, publik tidak akan lagi percaya kepada kemampuan analisa Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD.
Hal itu disebutkan Rocky Gerung melalui kanal YouTube pribadinya usai beredar isu demo besar-besaran bertajuk 'Jokowi End Game' yang semula dijadwalkan pada Sabtu, 24 Juli 2021 kemarin.
"Jadi orang tidak percaya lagi kemampuan analisa dari Mahfud MD. Orang bilang ini Menko apa dengar-dengar, nguping-nguping hoaks doang," kata Rocky, dikutip Seputartangsel.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 25 Juli 2021.
Mantan Dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu bahkan menyebut Mahfud MD kena prank.
Pasalnya, isu terkait akan diadakannya demo besar-besaran bertajuk 'Jokowi End Game' hanya sekadar isapan jempol.
Meski kemarin polisi telah menyiagakan 3.385 personal di sekitar kawasan Istana Negara, namun hingga sore hari kawasan tersebut masih terlihat lenggang.
Padahal, sebelumnya Mahfud MD sudah sempat menanggapi isu tersebut dengan mengatakan kemungkinan adanya kelompok tidak murni yang hanya ingin memanfaatkan situasi setelah muncul wacana demo 'Jokowi End Game'.
"Kan itu tandanya Pak Mahfud MD dengan wajah serius menerangkan bahwa ini ada kelompok yang memang sengaja mengacaukan dan kami akan tindak tegas. Nah itu dia tuh, kena prank lah Mahfud MD," ujar Rocky.
"Saya kira BEM Indonesia lagi ketawa-ketawa nih. Rasain lo ya," sambungnya.
Baca Juga: Isu Demo Jokowi End Game Catut Nama Universitas Pamulang, Rachland: Tebar Fitnah Kanan Kiri
Pendiri Setara Institute itu menilai, saat ini pemerintah tidak memiliki kemampuan dalam mendeteksi keadaan.
"Yang bikin heboh adalah sebenarnya ketidakmampuan kekuasaan untuk mendeteksi keadaan. Jadi suatu waktu nanti, begitu ada hal yang serius, kekuasaan akan bolong lagi. Mana mungkin kekuasaan nggak punya pengetahuan tentang kondisi para pembuat meme itu, pendemo segala macam dari pihak manapun?" tuturnya.
Lebih lanjut, dia bahkan mengatakan bahwa saat ini sedang terjadi kepanikan kekuasaan di mana masing-masing lembaga atau instansi dalam pemerintahan sudah tidak lagi saling percaya.
Rocky menyebut kondisi ini sebagai situasi bahaya karena Istana tidak memiliki koordinasi.
Karena itu, dia meminta agar Mahfud MD meminta maaf kepada publik karena tidak mampu membaca keadaan.***